Tenggarong - Di tengah hamparan hijau perbukitan dan aliran sungai yang membelah Kutai Kartanegara, ada cerita yang mulai terbentuk tentang perubahan yang tak hanya memberi kehidupan, tetapi juga harapan.
Program Air Bersih Desa, salah satu dari 23 inisiatif Kukar Idaman yang digagas Bupati Edi Damansyah, hadir sebagai solusi bagi desa-desa yang selama ini hanya mengandalkan air hujan atau air sungai yang keruh.
Desa-desa di Kutai Kartanegara bukanlah tempat yang mudah untuk dijangkau oleh infrastruktur modern.
Dengan luas wilayah yang begitu besar dan medan yang kadang sulit, banyak daerah yang belum tersentuh oleh layanan PDAM.
Baca Juga: Dari Desa ke Kota, Program Konektivitas Edi-Rendi Dorong Kemajuan Kukar
Melihat ini, Bupati Edi Damansyah merancang Program Air Bersih Desa sebagai salah satu prioritas, dengan tujuan sederhana namun krusial: memastikan setiap warga desa mendapatkan akses terhadap air bersih.
Tidak hanya sekadar membangun infrastruktur, program ini menempatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai garda terdepan dalam pengelolaan air bersih. Dengan mendukung BUMDes untuk mandiri, desa-desa yang telah menerima fasilitas air bersih kini memiliki kesempatan untuk menjaga keberlanjutan program ini tanpa harus selalu bergantung pada bantuan eksternal.
Muhammad Aidil, Plt Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kutai Kartanegara (Disperkim Kukar), menjelaskan bahwa sistem penyediaan air minum desa yang dikelola oleh BUMDes telah direalisasikan di berbagai titik.
Meski sebagian besar desa kini telah menikmati hasil program ini, masih ada dua desa yang belum teraliri air bersih: Long Lalang dan Buluksen.