Find Us On Social Media :
()

Sinergi Bank Indonesia Bersama Pemprov Jabar Jaga Stabilitas Harga Jelang HBKN

Indra Gunawan - Senin, 12 Agustus 2024 | 19:42 WIB

Bandung, Sonora.ID - Sebagai strategi dalam pengendalian inflasi hingga akhir tahun 2024 dan evaluasi  pada semester I ini, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Barat (BI Jabar) bersama Pemerintah Provinsi Jabar menggelar High Level Meeting (HLM) di Pullman Hotel Bandung, Kamis (8/7/2024) lalu.
 
Diketahui HLM tahun ini difokuskan pada strategi pengendalian inflasi menjelang akhir tahun 2024, serta evaluasinya pada semester I ini.
 
"Harapannya dapat tercipta komitmen seluruh Kabupaten dan Kota dalam menjaga stabilitas inflasi agar sesuai target hingga akhir tahun dan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), seperti Natal, Tahun Baru, serta Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri," papar Muhammad Nur.
 
Baca Juga: Pemkab Landak Gelar Operasi Pasar Murah, Harapannya Bisa Ringankan Beban Masyarakat saat Lebaran
 
Menurutnya pula, HLM dinilai cukup efektif dalam mendorong awareness Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) 27 Kabupaten/Kota se-Jabar dalam melaksanakan upaya pengendalian inflasi.
 
"Waktu HLM 6 Maret lalu, menghasilkan himbauan PJ Gubernur kepada seluruh kepala daerah untuk melaksanakan Operasi Pasar atau Gerakan Pangan Murah (OP/GPM)," ucap Muhammad Nur.
 
"Dan HLM hari ini dilaksanakan untuk membahas upaya pengendalian inflasi Jawa Barat tahun 2024," imbuhnya.
 
Muhamad Nur berharap agenda yang terselenggara ini bisa menjadi modal bersama untuk menjaga inflasi sesuai dengan target. Apalagi tren inflasi 2024 menunjukkan angka lebih rendah dari tahun 2023, yaitu 2,48.
 
Ia juga menginginkan percepatan digitalisasi dapat membuat indeks pengendalian inflasi menjadi semakin baik, terutama dalam mendukung pembangunan di Jabar. 
 
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin mengemukakan, HLM kali ini bertujuan untuk menyamakan persepsi seluruh kepala daerah dengan Pemprov Jabar untuk menjamin stabilitas harga terutama menjelang Natal dan tahun baru (Nataru). 
 
Baca Juga: TPID se-Provinsi Riau Adakan HLM, Siap Antisipasi Lonjakan Harga hingga Akhri Tahun
 
 
"Kami bersama 27 kabupaten/kota melalui TPID dan TP2DD, berupaya menjaga inflasi agar tetap terkendali, di antaranya dengan menjaga stok beras dan bahan pangan lainnya di berbagai daerah," ungkap Bey
 
Bey menyebut, ketersediaan bahan pangan di suatu daerah yang surplus akan menyuplai daerah yang membutuhkan. Dengan terjaganya suatu daerah dari kelangkaan dapat mengantisipasi kenaikan harga. 
 
"Nanti ada TPID yang memantau terus setiap daerah agar tidak kekurangan atau ketiadaan stok," tegasnya.
 
Bey juga mengungkapkan pula pada Juli 2024 tercatat inflasi year on year (yoy) Jabar sebesar 2,25 persen. Sedangkan tingkat inflasi month to month (mtm) Jabar bulan Juli 2024, sebesar 0,06 persen, dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 1,16 persen. 
 
Meskipun inflasi tahunan di Jabar lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, yang sebesar 2,13 persen, namun angka ini masih di bawah target. 
 
"Jadi kami menjaga betul agar inflasi terkendali dan sampai bulan Juli inflasi masih sesuai target," ungkap Bey. 
 
Disinggung mengenai pompanisasi, Bey menegaskan, pemantauan stok beras dan perdagangan antar daerah serta pompanisasi dilakukan untuk memastikan panen padi tetap optimal tahun ini. 
 
"Kami mendapatkan 7.000 pompa dari Kementerian Pertanian. Ada beberapa yang tadinya musim tanamnya Oktober, mereka akan menarik ke Agustus. Mudah-mudahan masih ada satu lagi panen di akhir tahun ini, jadi panennya tidak nyeberang ke 2025, tapi di tahun ini," pungkasnya.
 
Hadir dalam HLM tersebut, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin, Kepala BI Jabar, Bapanas, Perwakilan Kementan, Kepala BPS Jabar, Pimwil Bulog Jabar, BMKG Jabar, dan sejumlah kepala daerah kabupaten/kota di Jabar dan sejumlah pembicara lainnya.
 
Baca Juga: Jelang Ramadan, Pemprov Sulsel Bakal Gelar Pasar Murah Serentak