Find Us On Social Media :
Kumpulan contoh teks khutbah Jumat 16 Agustus 2024 lengkap dengan link untuk mengunduhnya. (Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia)

2 Link PDF Teks Khutbah Jumat 16 Agustus 2024 dengan Tema Kemerdekaan

Arista Estiningtyas - Kamis, 15 Agustus 2024 | 16:25 WIB

Sonora.ID - Dalam artikel ini kami sajikan kumpulan contoh teks khutbah Jumat 16 Agustus 2024 dengan tema Kemerdekaan.

Seperti yang kita ketahui, tanggal 17 Agustus nanti masyarakat Indonesia serentak akan merayakan Hari Kemerdekaan RI atau HUT ke-79 RI.

Berkaitan dengan Hari Kemerdekaan ini berikut kami sajikan kumpulan khutbah Jumat yang mampu membangkitkan rasa nasionalisme.

Kumpulan teks khutbah Jumat di bawah ini kami kutip dari laman Kemenag RI.

Baca Juga: Link PDF Teks Khutbah Jumat 9 Agustus 2024 tentang Spirit Kepahlawanan

Teks Khutbah Jumat 16 Agustus 2024 dengan Tema Kemerdekaan

Teks Khutbah Jumat 1

MENSYUKURI KEMERDEKAAN

Oleh: Muhammad Idris Usman

KHUTBAH PERTAMA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الحَمْدُ فِي الآخِرَة الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فيها وهو الرَّحِيمِ الغَفُور . أشهد أن لا إله إلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشادِ اللهُم فَصَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الهَادِينَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَثَابِ

أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Swt. Dzat Pencipta Alam Semesta, pemilik kita semua, manusia dan seluruh isi dunia. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan oleh Allah kepada Baginda Rasulullah Saw. Selanjutnya, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt.

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Khalifah kedua, Sayyidina Umar bin Khattab r.a. pernah melontarkan pertanyaan:

مَتَى اسْتَعْبَدْتُمُ النَّاسَ وَقَدْ وَلَدَتْهُمْ أُمَّهَاتُهُمْ أَحْرَارًا؟

"Sejak kapan kalian memperbudak manusia, sedangkan ibu-ibu mereka melahirkan mereka sebagai orang-orang merdeka." (Kitab al-Wilayah 'alal Buldân fî 'Ashril Khulafa' ar-Rasyidîn)

Umar memang menyampaikannya dengan nada tanya, namun sesungguhnya ia sedang mengorek kesadaran kita tentang hakikat manusia. 

Menurutnya, manusia secara fitrah adalah merdeka. Bayi yang lahir ke dunia tak hanya dalam keadaan suci tapi juga bebas dari segala bentuk ketertindasan. 

Sebagai konsekuensinya, penjajahan sesungguhnya adalah proses pengingkaran akan sifat hakiki manusia. 

Karena itu Islam mengizinkan membela diri ketika kezaliman menimpa diri. Bahkan, pada level penjajahan yang mengancam jiwa, umat Islam secara syar'i diperbolehkan mengobarkan perang. 

Perang dalam konteks ini adalah untuk kepentingan mempertahankan diri (defensif), bukan perang dengan motif asal menyerang (offensif).

Hal ini pula yang dilakukan para ulama, santri, dan umat Islam bangsa ini ketika menghadapi penjajahan Belanda dan Jepang pada masa lalu. 

Perjuangan mereka lakukan bersama berbagai elemen bangsa lain yang tidak hanya beda suku dan daerah tapi juga agama dan kepercayaan. 

Sebab, kemerdekaan memang menjadi persoalan manusia secara keseluruhan, bukan cuma golongan tertentu. Islam mengakuinya sebagai nilai yang universal.

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Tanah air menjadi elemen penting dalam perjuangan tersebut. Tanah air tidak ubahnya rumah yang dihuni jutaan bahkan ratusan juta manusia. 

Islam mengakui hak atas keamanan tempat tinggal dan memperbolehkan melakukan pembelaan bila terjadi ancaman yang membahayakannya. 

Al-Qur'an bahkan secara tersirat menyejajarkan posisi agama dan tanah air dalam Surat al- Mumtahanah/60: 8.

لَا يَنْهَبكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang- orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."

Quraish Shihab menjelaskan bahwa ayat tersebut memberi pesan bahwa Islam menyejajarkan antara agama dan tanah air. 

Oleh Al-Qur'an keduanya dijadikan alasan untuk tetap berbuat baik dan berlaku adil. Al-Qur'an memberi jaminan kebebasan beragama sekaligus jaminan bertempat tinggal secara merdeka.

Tidak heran bila sejumlah ulama memunculkan jargon hubbul wathan minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman).

Jamaah shalat Jum'at rahimakumullah,

Dengan demikian, cara pertama yang bisa dilakukan untuk menyambut hari kemerdekaan ini adalah mensyukuri secara sungguh-sungguh dan sepenuh hati atas anugerah kemanan atas agama dan negara kita dari belenggu penjajahan yang menyengsarakan. 

Sebab, nikmat agung setelah iman adalah aman (a'dhammun ni'ami ba'dal iman billah ni'matul aman). Lalu, bagaimana cara kita mensyukuri kemerdekaan ini?

Pertama, mengisi kemerdekaan selama ini dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

Menjalankan syariat secara tenang adalah anugerah yang besar di tengah sebagian saudara-saudara kita di belahan dunia lain berjuang mencari kedamaian.