Sonora.ID - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, Provinsi Kalimantan Timur harus mengoptimalkan pencegahan dan penanganan stunting.
Hal tersebut disampaikannya saat kegiatan kunjungan kerja Menko PMK mengenai penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem di Kelurahan Sotek, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, pada Selasa (13/8/2024).
Diketahui, prevalensi stunting Provinsi Kalimantan Timur mengalami penurunan dari Tahun 2022 (SSGI) yaitu 23,9 persen menjadi 22,9 persen Tahun 2023 (SKI).
Persentase ini masih lebih tinggi dibandingkan prevalensi stunting Indonesia, yaitu 21,5 persen pada tahun 2023.
Sementara itu, prevalensi stunting di Kabupaten Penajaman Paser Utara, dari tahun 2021 ke Tahun 2022 mengalami penurunan yaitu 27,3% menjadi 21,8%, kemudian kembali mengalami peningkatan pada tahun 2023 yaitu 24,6%.
"Kalimantan Timur berdasarkan laporan dari Ibu Sekda masih perlu usaha keras. Karena berdasarkan SSGI tahun lalu itu masih sekitar 22,9 persen. Artinya masih di atas rata-rata nasional," ujar Menko PMK.
Menko Muhadjir menuturkan provinsi Kalimantan Timur sebagai lokasi dari Ibu Kota Nusantara (IKN) harus memiliki SDM unggul yang sehat dan bebas dari stunting.
Terutama di Kabupaten Penajam Paser Utara yang merupakan pintu gerbang IKN, pembangunan di IKN harus dinikmati manfaatnya oleh masyarakat PPU maupun kalimantan timur, generasi muda di PPU menjadi penentu masa depan IKN, maka dari itu perbaikan kualitas SDM melalui penanganan stunting harus dilakukan dengan masif dan intervensi yang harus dilakukan sejak remaja, pasangan usia subur, ibu hamil dan balita.
"Untuk di Penajam Paser Utara, karena ini merupakan pintu gerbang IKN maka harus mempersiapkan SDM unggul dan berkualitas agar mutlak segera dilakukan." tuturnya.
Kemudian, untuk mempersiapkan SDM, menurut Menko PMK di Kabupaten Penajam Paser Utara juga harus dibangun lembaga pendidikan yang berkualitas mulai dari jenjang menengah bawah, menengah atas, dan perguruan tinggi yang berkualitas.
Muhadjir juga mengatakan untuk perguruan tinggi juga sudah mulai banyak yang membangun kampusnya di Penajam Paser Utara.
Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan pendidikan tinggi yang berkualitas untuk anak-anak muda yang nanti sebagai penopang kemajuan di IKN.
"Lembaga pendidikan di sini harus diperbaiki sebaik-baiknya agar SDM di Penajam Paser Utara ini nanti bisa mengisi peluang kesempatan kerja dan kebutuhan lapangan kerja yang ada di IKN," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Menko PMK melakukan dialog dengan keluarga yang memiliki anak stunting, ibu hamil, kader, bidan para pendamping lapangan, serta perangkat daerah terkait.
Muhadjir berpesan kepada para ibu untuk memberikan gizi yang cukup untuk anak-anaknya demi mewujudkan SDM yang unggul, sehat, kuat, cerdas, dan berakhlak mulia.
Dia juga berpesan kepada selaruh perangkat daerah, agar berfokus upaya pencegahan pada kondisi balita yang berat badan tidak naik, gizi kurang atau wasting sehingga tidak masuk dalam kategori stunting atau tidak lahir stunting baru. Upaya Intervensi pencegahan tersebut dilakukan mulai dari tingkat keluarga dan kelurahan.
Lurah agar dipastikan melakukan pemantauan perkembangan ibu hamil dan ibu dengan bayi yang ada di wilayahnya dan segera dilakukan intervensi ketika sudah teridentifikasi memiliki permasalahan gizi serta memastikan dan mengawal pemenuhan gizi untuk mereka
Dalam kesempatan ini, hadir Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur Sri Wahyuni; Kepala Bappelitbangda Penajam Paser Utara Tur Wahyu Sutrismo; Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Kalimantan Erfan Kurniawan beserta jajaran;Seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten PPU;Camat Penajam, Bapak Dahlan;Lurah Sotek, Bapak Zainal Arifi.