Find Us On Social Media :
Jurnalis update OJK di Makassar (Dok Sonora.id)

Kinerja Perbankan Sulsel Moncer di Triwulan II, NPL Terjaga

Dian Mega Safitri - Sabtu, 17 Agustus 2024 | 09:35 WIB

Makassar, Sonora.ID - Kinerja Perbankan Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan yang positif pada Juni 2024, secara year on year. Pertumbuhan terlihat baik dari aset, DPK dan Kredit, masing-masing sebesar 7,60%, 7,84% dan 9,0 1%. Itu diungkapkan Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Darwisman, dalam keterangannya pada acara Jurnalis Update yang digelar di Makassar, Kamis, 15 Agustus 2024.

Berdasarkan kegiatan usaha, perbankan secara keseluruhan masih didominasi oleh Bank Konvensional dengan share Aset, DPK, dan Kredit, masing-masing sebesar 92,30% (Rp180,70 T), 91,68% (Rp120,57 T) dan 92,02% (Rp161,20 T). Darwisman mengatakan, sampai dengan Juni 2024, penghimpunan DPK tercatat sebesar Rp131,52 triliun atau tumbuh 7,84% (yoy).

"DPK masih didominasi oleh tabungan sebesar Rp77,12 triliun (58,64%), deposito sebesar Rp33,69 triliun (25,62%) dan giro sebesar Rp20,70 triliun (15,74%)," ujar Darwisman.

Kinerja perbankan Sulsel yang moncer itu pun dibarengi tingkat risiko kredit yang masih tetap terjaga. Darwisman menyebut, tingkat resiko perbankan di Sulsel ada di posisi 3.04%, atau di bawah ambang batas (treshold) sebesar 5%. Berdasarkan kegiatan, non performing loan (NPL) Bank umum dan BPR masing-masing sebesar 3.04% dan3.21%. Indikator fungsi intermediasi (LDR) mencapai 124.93%.

Baca Juga: Momen Hari Pramuka, OJK Gencarkan Literasi dan Inklusi Keuangan

Adapun lima besar daerah di Sulsel penghimpun DPK . Rinciannya yakni pertama adalah Kota Makassar dengan share 62,96% atau sebesar Rp81,20 Triliun, kemudian Kota Palopo 4,38% atau Rp5,64 Triliun, Kota Parepare 4,03% atau Rp5,19 Triliun,Kabupaten Bone 3,59% atau Rp4,62 Triliun, dan Wajo 2,27% atau sebesar Rp2,93 Triliun.

Darwisman menuturkan, kota Makassar juga menjadi daerah dengan penyaluran kredit terbesar, angkanya mencapai Rp83,45 Triliun atau 52,78%. Kemudian disusul Kota Palopo mencapai Rp10,98 Triliun atau 6,94%, Kota Parepare Rp8,23 Trilun dengan share 5,20%. Adapula Bulukumba mencapai Rp5,63 Triliun dengan share 3,56% dan Bone mencapai Rp5,40 Triliun dengan share 3,42%.

"Sementara daerah di Sulsel dengan NPL tertinggi adalah Takalar yakni sebesar 8,99%, Makassar 3,63%, Pinrang 3,38%, Barru 3,26% dan Sinjai 3,18 persen," jelasnya.

Baca Juga: Urai Antrian SPBU, Pertamina Sulawesi Lanjutkan Penerapan QR Code BBM Subsidi