Find Us On Social Media :
Dirut Bio Farma Shadiq Akasya saat pemaparan di Ciwidey Kabupaten Bandung, Kamis (22/8/2024) malam (Sonora.ID/Gun)

Shadiq Akasya Sebut Bio Farma Harus Jadi Pendorong Inovasi Kesehatan Global Dengan Kolaborasi & Teknologi Terdepan

Indra Gunawan - Sabtu, 24 Agustus 2024 | 14:34 WIB

Bandung, Sonora.ID – Bio Farma, sebagai induk dari Holding BUMN Farmasi yang juga mencakup Kimia Farma, Indofarma, dan INUKI, terus memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri kesehatan global. 

Dengan pengalaman dan reputasi sebagai perusahaan peringkat ke-9 global berdasarkan WHO global vaccine market report 2023, Bio Farma telah mendistribusikan vaksin ke lebih dari 160 negara, termasuk vaksin polio yang diproduksi dengan standar tertinggi.
 
"Saat ini, Bio Farma mengoperasikan 12 pabrik dengan 95 fasilitas produksi, yang mampu memproduksi hingga 3,1 miliar dosis vaksin per tahun, menjadikannya pemasok kelima terbesar secara global," ucap Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya di Ciwidey Kabupaten Bandung, Kamis (22/8/2024).
 
"Sebagai perusahaan yang memiliki track record tinggi dalam kancah internasional, kami senantiasa membuka peluang kerjasama dengan instansi yang memiliki visi sama dalam bidang kesehatan, yaitu peningkatan ketahanan kesehatan," kata Shadiq.
 
Shadiq menuturkan, partnership Bio Farma dengan berbagai perusahaan ini diharapkan dapat membawa transfer teknologi dan transfer pengetahuan dalam inovasi penciptaan berbagai macam produk kesehatan, diantaranya produk unggulan Bio Farma mencakup Indovac, Nusagard, nOPV2, dan TCV (typhoid conjugate virus), dengan teknologi transfer yang kuat, Bio Farma mampu mempercepat produksi vaksin.
 
"Tidak mudah membuat vaksin, dibutuhkan setidaknya dua tahun untuk mempersiapkan infrasturukturnya saja, transfer teknologi kita sudah punya. Misalnya saja, pembuatan vaksin HPV (human papillomavirus), kita membutuhkan researcher dengan kemampuan tinggi dan tentu saja sumber daya yang kuat secara finansial, karena memang lama waktu pembuatan hingga sampai pada uji coba," tutur Shadiq.
 
Shadiq juga menjelaskan bahwa negara yang bagus dalam penanganan kesehatan adalah negara yang mengikuti timline yang sudah ditetapkan oleh WHO. Bio Farma, lanjut Shadiq, dengan partnership maka akan tercipta sinergi dan saling melengkapi kebutuhan satu sama lain.
 
Sementara itu menurut Wakil Direktur Utama Bio Farma Soleh Ayubi, sebagai tonggak industri farmasi dan kesehatan nasional, Bio Farma menyiapkan roadmap jangka panjang. 
 
"Negara kita adalah negara berkembang yang sudah menjurus menjadi negara maju. Tantangannya, memang penyakit menular sudah biasa diatasi dengan baik, tetapi di sisi lain penyakit non menular mulai meningkat jumlahnya, nah Bio Farma juga harus fokus di situ, tidak hanya mengurus masalah penyakit menular," ungkap Soleh Ayubi.
 
Saat ini hingga sepuluh tahun ke depan, lanjut Soleh Ayubi, Bio Farma akan berfokus pada sepuluh vaksin utama yang sedang dikembangkan yaitu, konjugasi typhoid baru (TCV, untuk mencegah penyakit typhoid), vaksin rotavirus (untuk mencegah penyakit diare pada bayi), vaksin hepatitis B, vaksin nOPV tipe 1 dan 3, vaksin MR (measles rubella), vaksin new TB (tuberculosis), vaksin hexavalent, serta vaksin platform mRNA. 
 
"Tentu saja dengan permintaan yang cukup tinggi, Bio Farma memberikan fokus yang lebih kepada riset dan pengembangan yang merupakan jantung nya Bio Farma, dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia dan global, serta upaya mencapai kemandirian dalam produksi obat dan vaksin," pungkasnya.  

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: Usai Terima Penghargaan Dari Kemenkes RI, Ratusan Nakes Teladan Kunjungi Bio Farma