Sonora.ID – Dalam rangkaian acara Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAF) 2024, Bio Farma menegaskan komitmennya untuk memperluas jangkauan internasional serta memperkuat perannya sebagai pemimpin kesehatan global melalui ekspansi dan kemitraan strategis.
Hadir dalam pertemuan tersebut Shadiq Akasya, Direktur Utama Bio Farma dan Drektur Pengembangan Bisnis, Yuliana Indriati.
Dalam sambutannya, Shadiq menyebut, kesepakatan terjalin sebagai bagian dari komitmen untuk meningkatkan keamanan kesehatan global dan memastikan akses berkelanjutan terhadap vaksin esensial.
"Bio Farma siap memainkan peran penting dalam lanskap kesehatan di kawasan tersebut," kata Shadiq, dikutip dari siaran pers Bio Farma, Selasa (3/9/2024).
"Bio Farma saat ini merupakan pemain global dengan menempati posisi ke 9 berdasarkan WHO Global Vaccine Market Report 2023, yang hingga saat ini telah mendistribusikan vaksin ke lebih dari 160 negara di dunia, serra sebagai supplier vaksin terbesar ke 5 melalui badan Kesehatan dunia (WHO), dengan kapasitas produksi sekitar 3.1 miliar dosis," ungkap Shadiq.
“Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak ini, kami berhasil mengembangkan dan mendistribusikan vaksin ke lebih dari 120 juta dosis vaksin COVID-19 di seluruh Indonesia,” kata Shadiq.
"Ini tidak hanya memperkuat infrastruktur kesehatan nasional kami, tetapi juga memberikan model untuk kolaborasi internasional di masa depan," imbuhnya.
Selain itu, Shadiq juga mengemukakan bahwa Bio Farma telah membangun kehadiran yang signifikan di Afrika sejak tahun 2019 hingga saat ini.
"kami telah memasok vaksin ke lebih dari 50 negara Afrika melalui UNICEF dan kesepakatan bilateral," kata Shadiq.
"Dan kami pun siap untuk memperluas dampaknya dengan menyelaraskan diri dengan tujuan Uni Afrika untuk memproduksi 60% vaksin secara lokal pada tahun 2040," ungkap Shadiq.
“Pendekatan strategis Bio Farma di Afrika mencakup inisiatif peningkatan kapasitas, membantu pembuatan fasilitas, dan transfer teknologi vaksin. Upaya ini akan memperdalam kemitraan kami dan berkontribusi pada kemandirian Afrika dalam produksi vaksin," kata Shadiq.
Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma dan Drektur Pengembangan Bisnis, Yuliana Indriati menambahkan, Bio Farma telah bekerja sama dengan berbagai lembaga riset terkemuka, mitra bisnis, dan organisasi internasional.
"Banyak kerjasama yang dilakukan Bio Farma, diantaranya dengan Baylor College of Medicine untuk teknologi benih master, Dynavax Technologies untuk adjuvan esensial, dan WHO serta BPOM Indonesia untuk memastikan keterpenuhan aspek dan kepatuhan regulasi," tambah Yuliana.
"Selain itu, Bio Farma juga bekerja sama dengan Kemenkes dan COVAX/UNICEF untuk pengelolaan pasokan dan permintaan pasar serta dengan asosiasi profesional seperti di Indonesia, seperti IDAI dan PAPDI untuk menyosialisasikan pentingnya vaksin dan mendukung program pemerintah," ungkap Yuliana.
Diketahui, salah satu pencapaian pada forum ini adalah penandatanganan beberapa perjanjian kerjasama penting oleh berbagai perusahaan, termasuk Bio Farma. Lalu ada perjanjian master agreement kerjasama transfer teknologi kesehatan antara Bio Farma dan Atlantic Lifescience Limited, Ghana.
Kemudian master agreement kerjasama transfer teknologi vaksin antara Bio Farma dan BioVax, Kenya, yang di tanda tangani langsung oleh Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya.
Selanjutnya Bio Farma juga telah menandatangani kesepakatan kerjasama farmasi antara Bio Farma dan NatPharm yang dilakukan oleh Direktur Pengembangan Bisnis Bio Farma, Yuliana Indriati.
Penandatanganan tiga perjanjian kerjasama tersebut menegaskan peran Bio Farma sebagai mitra strategis dalam mendukung kesehatan global dan pengembangan farmasi di Afrika.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Dialog Kesehatan, Bio Farma Tekankan Aspek Keamanan & Kualitas Vaksin