Find Us On Social Media :
Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya (batik coklat) saat di Cikarang, Selasa (9/9/2024). (Dok. Corcomm Bio Farma)

Menkes Budi Apresiasi Bio Farma Kembangkan Cyclotron untuk Tekan Angka Kematian karena Kanker

Indra Gunawan - Selasa, 10 September 2024 | 12:20 WIB

Sonora.ID - Dalam lawatannya ke Kawasan Industri Cikarang Jawa Barat, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyebut, kasus kanker di Indonesia mencapai 408.661 kasus per tahun dengan angka kematian sebanyak 242.988 kematian per tahun.

Sementara itu, data WHO menyebut kematian akibat kanker di dunia mencapai 9,6 juta kematian per tahun.

"Data WHO menyebut, ada 9,6 juta kematian di dunia pertahunnya akibat kanker. Di Indonesia, ada 408.661 kasus kanker pertahunnya dengan angka kematian karena kanker sebanyak 242.988 kematian pertahun," ucap Menkes Budi usai peluncuran fasilitas Cyclotron di Cikarang Jawa Barat, Senin (9/9/2024).

"Namun kini kita punya fasilitas Cyclotron untuk produksi Radiofarmaka alat pendeteksi kanker FDG (Fluoro Deoxy Glucose) yang diinisiasi oleh Bio Farma," kata Menkes Budi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, peresmian fasilitas Cyclotron ini penting, mengingat tingginya kasus kanker di Indonesia, dan Radiofarmaka ini akan menyuplai keperluan rumah sakit yang punya PET Scan.

Baca Juga: Daftar Wilayah Waspada Hujan Lebat hingga Angin Kencang 10-11 September 2024

"Kita dulu punya (Radiofarmaka), tapi tidak ada komersialnya. Ini alatnya mahal sekali jadi banyak rumah sakit yang tidak mau beli karena tidak sanggup," ungkap Menkes Budi.

"Nah Bio Farma melakukan inisiatif ini dan mengembangkannya, jadi rumah sakit tinggal beli PET Scan nya saja,” kata Menkes Budi.

Menkes Budi memaparkan, di Indonesia, dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa, ditambah tingginya angka kematian yang disebabkan kanker, tidak lepas dari ketersediaan alat diagnostik untuk mendeteksi dini dan penyebaran sel kanker seperti PET CT.

"Di kita itu baru tersedia tiga unit PET CT, yang kalau dari rekomendasi WHO, 1 unit PET CT berkorelasi pada 1 juta populasi. Sementara Singapura, mereka itu punya 14 unit PET CT untuk 5,6 juta populasi," papar Menkes Budi.