Find Us On Social Media :
Ilustrasi: Prediksi IHSG 29 Desember, 3 Rekomendasi Saham untuk Dibeli Hari Ini (QuoteInspector.com)

Saham, Kripto, dan Emas Menunjukkan Sedikit Pergerakan Setelah CPI

Jumar Sudiyana - Sabtu, 14 September 2024 | 15:59 WIB

Jakarta, Sonora.Id - Indeks harga konsumen (CPI) terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa inflasi turun menjadi 2,5% pada bulan Agustus, menandai laju terendah sejak tahun 2021. Sementara itu, CPI inti, yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi yang berfluktuasi, mencatat kenaikan 0,3% untuk bulan tersebut.

Pada bulan September kerap kali menjadi tantangan bagi Bitcoin. Sejarah menunjukkan bahwa harga Bitcoin cenderung mengalami penurunan pada bulan ini dari tahun ke tahun. Namun, ada optimisme bahwa tahun ini Bitcoin mungkin bisa melampaui ekspektasi dan mematahkan tren negatif tersebut. Di tengah fase bearish Bitcoin yang sedang berlangsung, muncul peluang strategis bagi investor untuk mengakumulasi aset digital ini.

Kepala Penelitian CryptoQuant, Julio Moreno, memperkirakan adanya potensi koreksi lebih dalam jika BTC jatuh di bawah level kritis USD56.000. Koreksi ini bisa menjadi kesempatan bagi investor yang menunggu harga lebih rendah untuk masuk ke pasar. Meskipun September sering kali menjadi bulan yang penuh tekanan bagi Bitcoin, kondisi pasar saat ini memberikan harapan baru. Peningkatan aktivitas investor besar dan tren data on-chain yang lebih positif menunjukkan bahwa Bitcoin mungkin bisa mematahkan pola penurunan historisnya.

Baca Juga: Emas vs Bitcoin, kenali kelebihan nya raup keuntungan nya

Bagaimana Harga Emas

Bulan Agustus menjadi bulan yang sangat bersejarah bagi emas (XAU). Meskipun dimulai pada level yang tinggi setelah kenaikan lebih dari 5% di bulan Juli, harganya terus bergerak lebih tinggi di sebagian besar bulan Agustus, mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level $2.531 per ounce (oz) pada tanggal 20 Agustus.

Penuh dengan peristiwa-peristiwa besar yang menggerakkan pasar di bulan lalu (lihat daftar di bawah), membuat perjalanan sebagian trader menjadi kurang mulus. Investor emas harus menghadapi pengaruh peningkatan ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah dan Eropa Timur, mengalami volatilitas substansial akibat kejatuhan pasar saham besar, dan mencerna ekspektasi suku bunga investor yang makin dovish. Seperti yang sudah terjadi sebelum-sebelumnya, emas sekali lagi membuktikan nilai dasarnya sebagai aset safe haven dan mungkin akan terus bersinar di bulan-bulan mendatang.

Rangkuman peristiwa penting yang menggerakan pasar emas

Pada 5 Agustus. Kekhawatiran resesi AS yang dipicu oleh laporan nonfarm payroll (NFP) yang mengecewakan untuk bulan Juli telah mengguncang pasar global. Indeks saham AS jatuh ke posisi terendah hampir selama dua bulan, sementara Nikkei 225, indeks saham acuan Jepang, mencatat penurunan terburuk dalam sejarah selama dua hari dengan penurunan 18,2%, yang melebihi kerugian pada peristiwa Black Monday di tahun 1987.

Pasar emas mengalami volatilitas yang cukup besar karena harga emas batangan berfluktuasi antara $2.360 dan $2.460 dalam satu sesi trading. Meskipun kemudian emas berhasil menutup beberapa poin penurunan, secara keseluruhan XAUUSD turun 1,5% pada hari itu. 

Pada 8 Agustus harga Emas naik hampir 2% karena permintaan safe haven dan meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga yang cukup besar dari Federal Reserve (Fed) AS pada bulan September. Secara keseluruhan, pasar mulai memperkirakan Fed akan menurunkan suku bunga lebih dari 100 basis poin (bps) hanya empat kali pertemuan.

Pada 12 Agustus Harga emas naik 1,7% lagi menjelang Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS, sementara pasar tetap memperkirakan lebih dari 50% peluang pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) oleh Federal Reserve (Fed) di bulan September. Selain itu, ketegangan baru di Timur Tengah mendorong lebih banyak permintaan untuk aset safe haven karena trader bersiap menghadapi pembalasan oleh Iran terhadap Israel atas pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Teheran.

Pada 16 Agustus harga Emas melonjak lebih dari 2% ke level tertinggi baru dalam satu bulan karena data perumahan AS yang jauh lebih rendah dari perkiraan memberi tekanan tambahan pada greenback dan membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Periode 20 Agustus harga emas mencapai level tertinggi baru sepanjang masa karena trader terus bertaruh pada penurunan suku bunga yang akan segera dilakukan oleh Fed, sembari menunggu revisi yang menyakitkan pada data penggajian AS dan pidato Jerome Powell di konferensi ekonomi Jackson.

Meskipun ada kemunduran sementara, emas terus bergerak lebih tinggi di bulan Agustus, dan harga logam kuning ini tetap bertahan di atas moving average 100-hari dan 200-hari. Meningkatnya ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar di AS dan global, ketegangan geopolitik dan ketidakstabilan politik yang tak berkesudahan, serta permintaan struktural yang kuat dari bank-bank sentral turut mendorong harga emas ke level tertinggi sepanjang masa. Selain itu, gambaran teknis menunjukkan tanda positif, yang menyebabkan tren beli oleh investor.

Permintaan fisik emas adalah pendorong utama di balik kenaikan harga emas di pasar finansial. Baru-baru ini, laporan Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong (C&SD) menunjukkan bahwa impor emas bersih Tiongkok melalui Hong Kong di bulan Juli naik sekitar 17% dari bulan sebelumnya.

Meskipun data untuk bulan Agustus belum dirilis, tampaknya dapat disimpulkan bahwa pembelian Tiongkok mungkin tetap tinggi mengingat People's Bank of China (PBOC), bank sentral Tiongkok, telah memberikan kuota impor emas baru kepada bank komersial untuk mengantisipasi kenaikan permintaan. Ini penting karena Tiongkok adalah konsumen emas terbesar di dunia, dan pola pembeliannya dapat memengaruhi pasar global dan berdampak pada harga. Bahkan, menurut World Gold Council (WGC), PBOC merupakan pembeli tunggal emas terbesar di dunia pada tahun 2023, dengan pembelian bersih sebesar 7,23 juta oz. Menurut estimasi broker global Octa, bank-bank sentral global telah menambahkan lebih dari 130 ton emas ke dalam cadangan mereka pada tahun 2024.