Find Us On Social Media :
Ilustrasi 3 Khutbah Jumat Terbaru Singkat Padat dan Bermakna! Menyentuh Hati (unsplash.com)

3 Khutbah Jumat Terbaru Singkat Padat dan Bermakna! Menyentuh Hati

Debbyani Nurinda - Kamis, 19 September 2024 | 11:03 WIB

Sonora.ID – Berikut kumpulan contoh teks khutbah Jumat singkat padat dan bermakna, sangat menyentuh hati yang cocok untuk disampaikan saat sholat Jumat.

Khutbah Jumat adalah ceramah yang dibawakan oleh khatib sebelum melaksanakan salat Jumat.

Khatib akan menyampaikan dua khotbah, yakni khotbah pertama berupa penyampaian materi, sedangkan yang kedua biasanya berupa pembacaan doa.

Materi khutbah merupakan seruan dakwah yang temanya dapat secara umum maupun tematik sesuai momentum yang ada.

Ada banyak tema yang dapat dipilih untuk disampaikan oleh khatib kepada jemaahnya.

Berikut 3 contoh khutbah Jumat singkat padat dan bermakna, sangat menyentuh hati yang sudah Sonora.ID rangkum untukmu.

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Bulan Rabiul Awal, Singkat Tapi Menggetarkan Hati 

1. Khutbah Jumat Terbaru

Keistimewaan Umat Nabi Muhammad

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِن سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ  وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْنِ 

أَمَّا بَعْدُ ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah, 

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah swt. Alhamdulillah, berkat limpahan rahmat dan inayah-Nya, kita masih mendapatkan nikmat iman, Islam, sehat, panjang umur, dan juga nikmat kekuatan, sehingga hati kita masih terpanggil menjalankan perintah Allah, dan  bersimpuh di tempat yang insya Allah penuh berkah ini.  

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Baginda Alam, Nabi Besar Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya, hingga kepada kita yang senantiasa berharap ridha dan syafaatnya pada hari kiamat.   

Melalui mimbar yang mulia ini, khatib selalu berpesan kepada diri khatib pribadi khususnya dan kepada jamaah Jumat sekalian, marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.

Sebab, hanya iman dan takwa yang menjadi benteng keselamatan diri di dunia maupun di akhirat  kelak.  

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,

Kita mungkin tak asing lagi dengan petikan ayat yang menyebutkan, “Kalian adalah umat terbaik,” yang diungkap dalam surah Ali ‘Imran ayat 110:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ 

Artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah,” (QS Ali ‘Imran [3]: 110). 

Dengan jelas, ayat itu ditujukan kepada umat Rasulullah saw. Bahkan ayat ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah saw: 

وَجُعِلَتْ أُمَّتِي خَيْرَ الأُمَمِ 

Artinya: “Umatku dijadikan sebagai umat terbaik,” (HR. Ahmad).  Pertanyaannya kemudian, menyadarikah kita sebagai umat terbaik? Lantas di manakah sisi terbaik dan keistimewaannya?  Jika menilik lanjutan ayat ini, maka kriteria umat terbaik, selain beriman kepada Allah, adalah memiliki kewajiban amar ma‘ruf-nahyi munkar, alias memerintah kebaikan dan melarang keburukan, yang dilekatkan kepada umat Nabi Muhammad. Andai umat terdahulu beriman, serta amar ma‘ruf-nahyi munkar, niscaya mereka pun lebih baik dari umat Rasulullah saw.  

Dalam Tafsir ath-Thabari, jilid 5, hal. 673 dijelaskan bahwa jika kita lepas dari ciri-ciri tersebut, label umat terbaik bisa saja lepas dari diri kita.

Bahkan, bukan mustahil bila kita jadi umat yang sebaliknya. Demikian jika kita berkaca kepada ayat ini dan sebagian tafsirnya. 

Meski demikian, kita tak perlu kecil hati. Tetaplah berusaha mempertahankan keimanan, menunaikan amar ma‘ruf-nahyi munkar, sesuai kemampuan dan kapasitas masing-masing. 

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah, Di samping itu, Rasulullah saw juga telah mengabarkan kepada kita sejumlah keistimewaan yang hanya diberikan kepada umatnya.

Antara lain sebagaimana yang diungkap hadits berikut ini: 

أُعْطِيَتْ أُمَّتِي ثَلَاثًا لَمْ تُعْطَ إِلَّا الْأنْبِيَاءَ 

Artinya: “Umatku telah diberi tiga perkara yang tidak diberikan kecuali kepada para nabi saja." (HR. at-Tirmidzi).  

Lanjutan hadits ini menyebutkan bahwa keistimewaan umat Nabi Muhammad adalah: pertama, perintah Allah untuk berdoa, sekaligus jaminan dikabulkannya. 

 اُدْعُوْنِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ 

Artinya: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian,” (QS. al-Mu’min [40]: 60). Berbeda dengan umat terdahulu. Yang diperintah berdoa dan dijamin pengabulannya hanyalah nabinya saja. 

Kedua, pernyataan Allah bahwa Dzat-Nya tidak menjadikan suatu kesempitan dalam agama.

Dahulu pernyataan itu hanya ditujukan kepada para nabi-Nya, sedangkan sekarang ditujukan kepada umat Rasulullah saw secara umum:

  وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ

Artinya: “Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan,” (QS. al-Hajj [22]: 78).