Find Us On Social Media :
Kepala Bidang Perikanan Budi Daya dan Lingkungan Diskan PPU – Musakkar ()

Potensi Besar, Dinas Perikanan PPU Akan Gelar Bimtek Budidaya Nila

Etty Hariyani - Jumat, 27 September 2024 | 11:20 WIB

Penajam, Sonora.ID – Potensi dan minat budidaya nila salon cukup besar di Kabupaten Penajam Paser Utara. Apalagi PPU menjadi daerah penyangga Ibukota Nusantara – IKN di bidang pangan.

Hal ini diakui oleh Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Untuk itu Diskan akan menggelar Bimbingan Tehnik – Bimtek budidaya nila salin pada bulan Oktober 2024.

Kepala Bidang Perikanan Budi Daya dan Lingkungan Diskan PPU – Musakkar Kamis (26/09) mengaku, minat budi daya nila salin cukup besar di PPU, khususnya bagi kelompok nelayan tambak di kawasan Maridan - Kecamatan Sepaku.

Mereka berminat untuk mengembangkan nila salin atau ikan nila yang hidup di air payau.  Meskipun sebagian besar wilayah Kecamatan Sepaku telah resmi masuk dalam delineasi Ibu Kota Nusantara (IKN), namun secara administrasi, warganya, terutama para pembudi daya ikan, masih bagian dari Kabupaten PPU. Sehingga Bimtek tersebut menjadi usulan dari kelompok budi daya ikan di sana.

Diterangkan bahwa sekitar 28 orang dari Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) akan difasilitasi untuk mengikuti Bimtek di Yogyakarta pada awal Oktober 2024 dengan waktu perjalanan selama 4 hari dan bimtek selama 2 hari.

Baca Juga: Anggota Komisi I DPRD PPU Minta Lahan Coastal Road Segera Dibayar

Musakkar menambahkan, ikan nila salin merupakan varietas ikan nila yang dikembangkan dari spesies nila air tawar. Varietas ini dapat menoleransi kadar salinitas air yang lebih tinggi, sehingga dapat beradaptasi di air payau yang banyak ditemukan di kawasan Maridan.

Menurutnya, nila salin sudah lama dikembangkan di daerah Pulau Jawa yang mempunyai kesamaan karakteristik tambak di Maridan.

Budidaya ikan nila salin ini menawarkan beberapa pengurangan dampak terhadap lingkungan dengan memanfaatkan daerah berair payau. Hal ini berpengaruh pada pengurangan beban ekosistem lokal dan dampak dari budi daya ikan air tawar di sekitarnya.

Selain itu, nila salin memiliki nilai Feed Conversion Ratio (FCR) yang lebih rendah, sehingga mampu mengurangi penggunaan pakan dan mengurangi dampak lingkungan dari jejak karbon proses produksi pakan ikan. (*Adv)

Baca Juga: Pj Bupati PPU Buka Job Fair Tahun 2024 Guna Mendorong Terciptanya Kesempatan Kerja Seluas-luasnya