Banjarbaru, Sonora.ID – Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Banjarbaru menjadi lokasi acara Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan untuk memantau dan mengevaluasi pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), pada Kamis (26/9).
FGD ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan utama, seperti Direktur Bina Akses Pelayanan Keluarga Berencana BKKBN, Zamhir Setiawan, Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, Farah Adibah, , perwakilan Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak Kota Banjarbaru,serta tim PKBRS RSD Idaman Banjarbaru dan penyuluh KB wilayah Banjarbaru.
Acara ini bertujuan untuk membahas pencapaian, tantangan, serta strategi peningkatan layanan KB, terutama di rumah sakit, sebagai salah satu elemen penting dalam menekan angka kelahiran dan meningkatkan kualitas kesejahteraan keluarga di wilayah tersebut.
Dalam sambutannya, Zamhir Setiawan menyoroti penurunan kontribusi rumah sakit dalam pelayanan KB di masyarakat.
“Di masa lalu, rumah sakit menjadi andalan utama untuk pelayanan KB. Namun saat ini kontribusinya menurun, dengan persentase pelayanan di rumah sakit masih kurang dari 8%,” ungkapnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, sejak tahun 2021, BKKBN meluncurkan program Gema Kencana (Gerakan Rumah Sakit Layanan Keluarga Berencana). Program ini bertujuan untuk menghidupkan kembali peran rumah sakit sebagai pusat pelayanan KB, khususnya dalam penyediaan kontrasepsi pasca persalinan dan pasca keguguran.
Baca Juga: Pengadaan Barang dan Jasa di Banjarmasin Dapat Penghargaan Nasional
Selain itu, Zamhir juga menekankan pentingnya keterlibatan pasangan dalam keputusan KB pasca persalinan, yang diharapkan sudah disetujui sejak pemeriksaan kehamilan (ANC).
Dengan adanya potensi perluasan akses rumah sakit di Kalimantan Selatan—terdapat 2.981 rumah sakit yang siap berpartisipasi—ia berharap layanan KB dapat semakin merata dan mudah diakses oleh masyarakat.
Sementara itu, Farah Adibah, Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, memberikan pandangan positif terkait pencapaian program KB di Kalimantan Selatan. Ia menyebutkan bahwa tingkat kesertaan KB modern (Modern Contraceptive Prevalence Rate atau mCPR) di provinsi ini telah mencapai 71,2%.