Find Us On Social Media :
FPSO Marlin Natuna, setelah dikonversi dari sebuah kapal tanker menjadi FPSO. (Dok Istimewa)

Proyek FPSO Marlin Natuna Penuhi Target TKDN 80 Persen

Jumar Sudiyana - Selasa, 1 Oktober 2024 | 14:54 WIB

Batam,Sonora.Id - Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Medco E&P Natuna Ltd. (Medco E&P) berhasil memenuhi target penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada proyek konversi kapal tanker menjadi Floating Production, Storage, and Offloading (FPSO) Marlin Natuna.

Proyek konversi FPSO pertama di Indonesia ini dikerjakan oleh PT Hanochem Tiaka Samudera dan PT PaxOcean Batam di Pax Ocean Pertama Shipyard, Batam. Proyek ini mampu mencapai target TKDN sebesar 80 persen dan dikerjakan oleh 1.386 pekerja Indonesia atau 99 persen dari total tenaga kerja yang terlibat.

Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo, mengapresiasi capaian TKDN dalam pengerjaan Proyek FPSO Marlin Natuna. Malahan, pembangunan FPSO Marlin Natuna ini mampu menciptakan multiplier effect bagi perekonoman nasional dan terutama perekonomian daerah.

“Capaian ini menjadi bukti bahwa industri hulu migas memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan industri dalam negeri  dan terus berkontribusi dan memberikan multiplier effect,’’ ujar Wahju dalam acara pelayaran (Sail Away) perdana FPSO Marlin Natuna, Senin (30/9).

Menurutnya, capaian ini juga membuktikan komitmen SKK Migas dan Medco E&P untuk mendukung program pemerintah  dalam meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dan mengembangkan industri nasional. Untuk memenuhi memenuhi komitmen penggunaan TKDN sebesar 80 persen, Hanochem dan PaxOcean bekerja sama dengan berbagai perusahaan lokal untuk menunjang proses pengerjaan proyek ini.

Sementara Direktur Utama Medco E&P, Ronald Gunawan, mengatakan tercapainya target TKDN dalam Proyek FSPO Marlin Natuna merupakan hasil kolaborasi yang baik antara Industri hulu migas dengan industri dalam negeri.

’’Keberhasilan mencapai TKDN sebesar 80 persen dan penyerapan maksimal tenaga kerja dari Indonesia membuktikan bahwa dengan sinergi yang baik, kita dapat membangun industri hulu migas yang mandiri dan berdaya saing. Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat dalam proyek ini,” kata Ronald.

Libatkan Fresh Graduate

Secara lebih rinci, Contract and Procurement Manager Hanochem, Juli Indira Wardhana,  menjelaskan bahwa kerjasama dengan berbagai perusahaan lokal dilakukan dalam menggarap proyek konversi tersebut. Diantaranya untuk memproduksi komponen-komponen kritis seperti kabel, pembakaran gas suar (flaring tip) dan bejana tekan (pressure vessel).

’’Tak hanya itu, seluruh fabrikasi module FPSO ini juga dikerjakan oleh perusahaan lokal di wilayah Batam dengan melibatkan tenaga kerja lokal berpengalaman dan fresh graduate yang diberikan kesempatan berkontribusi di proyek nasional ini,” ujar Juli.

Terkait penyerapan tenaga kerja Indonesia, Managing Director dan Chief Executive Officer PaxOcean Group, Tan Thai Yong, mengatakan pengerjaan proyek FPSO Marlin Natuna juga memberi kesempatan kepada para fresh graduate untuk berpartisipasi agar mendapatkan pengalaman yang bernilai.

”Kami berharap mereka juga dapat membagikan ilmu yang didapat dari dalam proyek ini kepada rekan-rekan lainnya, sehingga memicu semangat membangun dan memajukan Indonesia di bidang industri Migas,” jelasnya.