Find Us On Social Media :
Narasumber Jumpa Pers Festival Kebudayaan Yogyakarta 2024 : 1. Dian Lakshmi Pratiwi, SS. M.A. - Kepala Dinas Kebudayaan DIY 2. Butet Kartaredjasa - Steering Committee FKY 2024 3. B. M. Anggana - Ketua FKY 2024 ()

Festival Kebudayaan Yogyakarta 2024 “UMPAK BUKA” Segera Hadir di Bantul

Benni Listiyo - Kamis, 3 Oktober 2024 | 20:57 WIB

Sonora.ID - Semenjak tahun 2023, FESTIVAL KEBUDAYAAN YOGYAKARTA
menandai langkah baru dengan menyusun roadmap tematik selama 5 tahun, yakni:
Ketahanan Pangan - Benda – Adat Istiadat – Bahasa dan Nilai-nilai Budaya.
 
Gagasan tersebut diolah menjadi sebuah strategi pelaksanaan dengan skema rotasi lokasi festival, empat kabupaten (Kulon Progo, Gunungkidul, Bantul, Sleman) dan satu kota (Yogyakarta), setiap tahun secara bergiliran, akan dijadikan pusat lokasi festival.

FKY berupaya hadir untuk menjadi moda pencatatan, ruang edukasi dan dialog, wahana 
aktivasi dan perayaan dinamika kebudayaan di masyarakat. 
 
Mengusung tema benda yang diberi tajuk “Umpak Buka”, Festival Kebudayaan Yogyakarta 2024 mengajak para pengunjung sekaligus warga sekitar untuk menjelajahi dan mengalami kebudayaan benda serta situs bersejarah di berbagai daerah di Bantul.
 
Baca Juga: Siap-siap! FKY 2020 Bakal Diselenggarakan 21-26 September 2020

FKY 2024 akan berlangsung pada 10-18 Oktober 2024 di Bantul tepatnya Lapangan Bawuran, Kalurahan Bawuran, Kapanewon Pleret sebagai lokasi utamanya dan berbagai situs kebudayaan di Kawasan Pleret sebagai bagian dari aktivasi program mulai dari pawai, pertunjukan seni, pameran, kompetisi, pasar, bincang kebudayaan, lokakarya, dan lain sebagainya.

Tentang tema, Festival Kebudayaan Yogyakarta 2024 “Umpak Buka” akan memaparkan lanskap pemikiran dan praktik hidup manusia Jawa tentang makna fondasi melalui refleksi atas ke-benda-an.
 
Sebagai benda, umpak merupakan fondasi penyangga saka guru, berupa tiang utama dalam arsitektur tradisional Jawa.
 
Umpak dilihat sebagai semesta fundamen, yakni dasar, asas, konstitusi dan paugeran.
 
Pengertian ini menempatkan umpak sebagai tempat berpijak sekaligus awal pembentukan ruang.
 
Di samping itu, istilah umpak buka bertolak dari khazanah gamelan Jawa, yakni jembatan (semacam transisi) antara ajak-ajak menuju pembukaan permainan gamelan menyeluruh dalam gendhing soran, sebuah teknik karawitan yang menonjolkan garap ricikan bonang, dan balungan. 
 
Umpak buka adalah momen transisi yang mengantarkan pendengar pada komposisi bunyi yang harmonis dan sekaligus kompleks.
 
Dengan demikian, FKY 2024 “Umpak Buka” hendak memapar dinamika antara yang statis dan yang bergerak, antara yang tetap dan yang berubah. Umpak sebagai elemen yang tampak tidak berubah, sebenarnya menjadi momen seperti umpak buka yang menandai perubahan waktu, ruang, dan pengalaman manusia. 

Baca Juga: Seremoni Penutupan FKY 2021 Mereka Rekam dan Merayakan Catatan Bersama Gelaran FKY 2021

FKY 2024 “Umpak Buka” tidak akan menempatkan benda-benda dan momen seperti artefak di etalase museum-museum modern yang cenderung mendinginkan pengetahuan.

Namun, justru sebaliknya,benda-benda dihangatkan sebagai narasi dan pengetahuan yang terus bergerak.
 
Setiap benda menyimpan memori kolektif sebagai arsip hidup dan catatan sejarah di dalam realitas waktu yang bergerak.
 
Dengan demikian, masa lalu dengan masa kini terhubung.
 
Sebagai upaya menelusuri kembali pengetahuan-pengetahuan benda yang tersimpan dalam relung-relung masyarakat, khususnya masyarakat Bantul, FKY 2024 meluncurkan program
utama bernama Jelajah Budaya.
 
Program ini berusaha menghadirkan pengalaman artistik dan menubuh yang mengeksplorasi bagaimana materialitas (benda) menjadi arsip hidup,
mencatat sejarah, identitas, dan perjuangan kelompok di masyarakat.
 
Pada praktiknya, Jelajah Budaya akan terbagi menjadi tiga sub-program; Jelajah Budaya:

Telusur Tutur, berkolaborasi dengan warga untuk menelusuri dan mencatat istilah-istilah benda kebudayaan lampau yang memiliki ikatan erat terhadap berbagai macam aktivitas
masyarakat; Jelajah Budaya: Paramuka, mengajak berbagai elemen masyarakat dan

Kelompok Pramuka untuk melakukan aktivasi kepada 18 situs benda selama 6 hari di area

Bantul; Jelajah Budaya: Lokakarya, melakukan berbagai kunjungan dan praktik bersama pelaku benda di studionya.
 
Panggung utama FKY 2024 bertempat di Lapangan Bawuran.
 
Baca Juga: Seremoni Penutupan FKY 2021 Mereka Rekam dan Merayakan Catatan Bersama Gelaran FKY 2021

Beberapa program rutin di antaranya, Pasaraya Benda, Wahana SDSB, Pawon Hajat Khasiat, dan pertunjukan seni di panggung FKY.

FKY 2024 akan diresmikan pada 10 Oktober 2024 dengan menampilkan, Pawai Pusaka, Flashmob, Jamasan Pusaka Warga dan Yogyakarta Royal Orchestra.

Bergeser sedikit, di MCC Tepi Sabin, FKY 2024 akan menyelenggarakan Pameran bertajuk
“Azimat-Siasat”.
 
Pameran memayungi dua anasir, yakni seni rupa dan sastra.
 
Pada seni rupa akan menyuguhkan karya seni yang berupaya menerjemahkan tema besar “Benda” dengan memiliki dua sisi di dalamnya, di sisi objektivitasnya berupa benda budaya yang memiliki
bentuk kemudian sisi subjektivitasnya yang melekat pada manusianya.
 
Sedangkan pada sastra, akan menampilkan linimasa perjalanan sastra Yogya dari masa kemerdekaan hingga mutakhir melalui arsip dan artefak.
 
Program diskusi sebagai penunjang pertukaran dialog gagasan diadakan FKY 2024 dalam bentuk program FKY Rembug yang berisi tiga sub-program; Wicara, Siniar, dan Forum Musyawarah Umpak Buka.
 
Ketiga sub-program ini turut menjadi sarana penghamparan pengetahuan ke-benda-an serta nilai-nilai berkaitan lainnya.
 
Wicara menjadikan diskusinya diwarnai dengan beberapa tema seperti, diskusi "benda" yang akan dibawakan ke dalam beberapa obrolan khusus, menjelajahi kembali tentang filsafat-filsafat Jawa dengan ziarah ke beberapa makam tokoh, dan diskusi Wicara juga akan memiliki keterikatan di berbagai lintas program FKY 2024.
 
Siniar merupakan podcast yang akan mengajak para pendengarnya kepada isu-isu "benda"
dari para pelaku benda langsung khususnya para pekerja, pedagang, dan pengusaha. Forum
Musyawarah Umpak Buka akan menjadi meja besar pertemuan riuh budayawan-budayawan
ternama dengan para warga untuk mendiskusikan "benda" sebagai unsur yang vital dalam
dinamika kebudayaan. FKY Rembug akan dilaksanakan di Lapangan Bawuran dan MCC Tepi Sabin.
 
Baca Juga: Siap-siap! FKY 2020 Bakal Diselenggarakan 21-26 September 2020
 
FKY 2024 juga diisi tiga kompetisi. Pertama, Kompetisi Rakitswara yang berupa perlombaan perancangan instrumen musik terbaru maupun terbarukan dengan mengolah “Benda”.
 
Kedua, Gladhen Jemparingan sebuah aktivasi olahraga panahan tradisional yang akan ditandingkan dan dipamerkan.
 
Terakhir, Kompetisi Mural dari Rakyat dengan tempat pelaksanaannya tersebar di berbagai wilayah DIY.
 
Sebagai upaya mitigasi dari potensi produksi sampah oleh FKY 2024, maka FKY akan menyediakan fasilitas pemilahan sampah selama penyelenggaraan.
 
Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat, melalui langkah paling awal dan praktis dengan
mengajak pengunjung supaya turut memilah sampahnya secara mandiri.
 
Sampah di FKY akan melalui proses pemilihan dan pendistribusian langsung ke mitra pengolahan sampah.
 
Melalui para mitra, sampah akan didaur ulang dan dimanfaatkan kembali, baik menambah atau mengalihfungsikan manfaatnya, nilainya dan kegunaannya.

Sehingga sampah dari perhelatan FKY tidak akan berujung di TPA, baik sampah organik, non-organik, anorganik hingga sampah residu.

Baca Juga: Bupati Kukar Buka Festival Islami Anggana, Berharap Galakkan Program GEMA