Find Us On Social Media :
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo sedang bersiap menghadapi kemungkinan pencabutan subsidi layanan Buy The Service (BTS) Batik Solo Trans (BST) oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). (Kompas.com)

Subsidi BST Terancam Dicabut, Dishub Solo Pertimbangkan Opsi

Ria FM Solo - Rabu, 9 Oktober 2024 | 14:32 WIB

Surakarta, Sonora.ID-Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo sedang bersiap menghadapi kemungkinan pencabutan subsidi layanan Buy The Service (BTS) Batik Solo Trans (BST) oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Subsidi tersebut berperan penting dalam mendukung operasional layanan transportasi umum di Solo, dengan nilai subsidi yang diberikan mencapai Rp 80 miliar per-tahun.

Jika subsidi ini dicabut, akan memberikan beban tambahan pada Pemkot Solo, yang saat ini sudah menggunakan anggaran dari APBD untuk mengelola tiga koridor feeder.

Kepala Dishub Kota Solo, Taufiq Muhammad, menjadi sosok yang mengemukakan opsi-opsi yang mungkin dilakukan jika subsidi dicabut.

Selain itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Murtono, juga telah meminta pemerintah pusat untuk tetap memberikan subsidi. Menurutnya, APBD Solo belum cukup untuk menutupi semua kebutuhan operasional BST, terlebih dengan adanya beban untuk tiga koridor feeder yang sudah didanai pemerintah daerah.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmi Membuka Peparnas XVII Solo di Stadion Manahan
Pembicaraan mengenai kemungkinan pencabutan subsidi ini akan berlanjut pada November 2024, saat Dishub Kota Solo dipanggil oleh Kemenhub ke Jakarta untuk membahas masalah tersebut. Hingga saat ini, keputusan mengenai pencabutan subsidi masih belum final.


Kota Solo, Jawa Tengah, menjadi pusat perhatian dalam isu ini, mengingat BST merupakan layanan transportasi penting yang sudah diminati oleh masyarakat setempat. Pemkot Solo mengandalkan subsidi dari pemerintah pusat untuk mempertahankan operasional BST, termasuk layanan feeder yang membantu distribusi penumpang di berbagai wilayah di Solo.


Dishub Kota Solo telah menyiapkan beberapa opsi untuk menghadapi pencabutan subsidi. Opsi pertama adalah menyesuaikan jam operasional BST di masing-masing koridor. Saat ini, BST beroperasi mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Jika subsidi dicabut, operasional kemungkinan akan dipersingkat. Opsi kedua adalah mengurangi jam operasional tiga koridor feeder. Pemkot Solo berharap dana yang dialokasikan untuk tiga koridor feeder bisa dialihkan untuk mendukung koridor BST lainnya, sehingga operasional keseluruhan bisa tetap berjalan meskipun dengan penyesuaian.


Masyarakat di Solo, termasuk pelajar, mahasiswa, dan lansia, saat ini menikmati tarif layanan BST yang terjangkau, yaitu Rp 3.700 untuk penumpang umum dan Rp 2.000 untuk kelompok prioritas. Jika subsidi dicabut, besar kemungkinan akan ada penyesuaian tarif atau layanan transportasi umum tersebut.


Penulis: Fransiska Dinda