Find Us On Social Media :
Dua pasangan calon (paslon) Pilkada Karanganyar 2024, Ilyas Akbar Almadani - Tri Haryadi dan Rober Christanto - Adhe Eliana, berhadapan dalam sebuah forum diskusi yang diadakan di Pendopo RM Said. (TribunSolo.com)

Paslon Pilkada Karanganyar 2024 Beradu Argumen dalam Diskusi

Ria FM Solo - Kamis, 10 Oktober 2024 | 15:40 WIB

Karanganyar, Sonora.ID – Dua pasangan calon (paslon) Pilkada Karanganyar 2024, Ilyas Akbar Almadani - Tri Haryadi dan Rober Christanto - Adhe Eliana, berhadapan dalam sebuah forum diskusi yang diadakan di Pendopo RM Said. Acara ini diselenggarakan oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Karanganyar dan dihadiri oleh perwakilan masyarakat setempat.

Diskusi berlangsung dengan penuh semangat, di mana kedua paslon saling mengkritisi program unggulan masing-masing.

Ilyas Akbar Almadani dan Tri Haryadi menyampaikan keberatan terhadap rencana penghapusan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang diusulkan oleh Rober Christanto dan Adhe Eliana.

Ilyas menegaskan bahwa PBB akan tetap dipungut sesuai ketentuan undang-undang. "Kami justru akan memberikan bantuan keuangan per desa sebesar Rp150 juta hingga Rp 200 juta," ujarnya.

Sementara itu, Cabup Rober Christanto membalas kritik tersebut dengan menyebut bahwa program Ilyas terlalu rumit karena melibatkan banyak kartu. Ia berargumen bahwa masyarakat lebih baik dilayani dengan satu kartu, yaitu KTP. Rober menekankan bahwa programnya akan memudahkan akses layanan publik tanpa birokrasi yang bertele-tele.

Baca Juga: Menuju WBK dan WBBM, Balai POM Surakarta Wujudkan Zona Integritas

"Cukup satu kartu, KTP, berisi NIK untuk akses layanan," ungkapnya.

Cawabup Adhe Eliana juga memberikan penekanan pada pentingnya kejujuran dalam janji kampanye. Ia mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap janji-janji palsu, karena rekam jejak digital tidak dapat dihapus.

Bersama Rober, ia menekankan bahwa setiap program unggulan telah disusun dengan analisis yang matang. "Kami memiliki rekam jejak digital yang membuktikan program kami tidak berubah-ubah," jelas Adhe.

Diskusi semakin menarik ketika peserta mengajukan pertanyaan kritis terkait penanganan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Karanganyar. Peserta juga menuntut komitmen kedua paslon untuk mendukung kemandirian kalangan disabilitas.

Ketua Panitia, Suryadi, menjelaskan tujuan dari pertemuan ini adalah agar masyarakat dapat memahami program kerja calon dan tidak memberikan dukungan secara buta. Ia menyatakan bahwa undangan diberikan kepada berbagai unsur masyarakat, mulai dari pelajar hingga tingkat RT. "Kami tidak menyangka diskusi ini akan berujung pada kritik yang tajam," ujar Suryadi.

Melalui forum ini, masyarakat diharapkan dapat lebih cerdas dalam memilih pemimpin dan memastikan bahwa program yang dijanjikan dapat terealisasi dengan baik setelah terpilih.


Penulis: Fransiska Dinda