Bandung, Sonora.ID - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung masih terus melakukan inventarisasi dari keberadaan hydrant yang ada di sejumlah titik di Kota Bandung.
"Sampai saat ini Kami terus berupaya inventarisasi keberadaan hydrant ada di titik mana saja yang bisa dimanfaatkan, dan diutamakan yang berada tempat vital, seperti rumah sakit, pasar, dan lain-lain," ucap Kepala Diskar PB Kota Bandung, Gun Gun Sumaryana, usai apel pagi yang dipimpin Penjabat Walikota Bandung A. Koswara, di kantor Diskar PB Jalan Sukabumi Kota Bandung, Senin (21/10/2024).
"Saat ini baru ada 7 hydrant yang beroperasi," tegas Gun Gun.
"Selain itu, Kami juga manfaatkan sumur resapan ketika terjadi kebakaran. DPRD Kota Bandung pun menyarankan 50 persen bisa dioptimalkan dari total 200 hydrant yang ada. Karena kebakaran itu insidentil tapi jangan juga diabaikan. Kami sedang upaya inventarisasi hydrant, khususnya yang ada di sekitar objek vital," imbuh Gun Gun.
Sementara itu, Penjabat Walikota Bandung, A. Koswara meminta Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana untuk segera mengevaluasi dan menginventarisir peralatan yang digunakan saat operasional.
Baca Juga: Dari Januari Hingga September 2024, Kereta Feeder Sudah Angkut Lebih Dari 1 Juta Pelanggan
Hal itu berkaitan dengan pelayanan yang diberikan Diskar PB kepada warga Kota Bandung. Bahkan, Koswara menilai, perlu ada upaya peningkatan peralatan yang lebih memadai.
"Kalau fasilitas di Diskar PB untuk melayani perkembangan kota, kelihatannya perlu ditambah peralatannya," kata Koswara.
"Seperti untuk evakuasi, jangkauannya baru 30 meter. Sementara untuk lebih baik, itu belum ada. Walaupun tiap gedung itu sudah ada sistem kebakarannya, namun evaluasi perlu alat yang memadai juga," ungkap Koswara.
"Termasuk kebutuhan air untuk hydrant, ini sangat butuh untuk lebih ditingkatkan agar menjadi lebih baik. Pasalnya keberadaan hydrant itu sudah kebutuhan yang menjadi bagian layanan perkotaan," tegasnya.
"Layanan perkotaan itu harus betul disiapkan untuk segala situasi, mulai penyediaan, titik lokasi hingga debit air," kata Koswara.
"Seperti PDAM, untuk pelayanan darurat wajib tersedia dan harus tersedia selalu," tegasnya.
"Nanti kita akan membuat perencanaan dengan mengoptimalkan sumber air yang ada. Misalnya sungai belum dipakai untuk suplai air bersih cukup, maka harus menyiapkan tempat untuk pengolahan air sungai untuk air bersih dipakai pemadam kebakaran," pungkas Koswara.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News