Find Us On Social Media :
Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdadan) Biawan, Bintang (DLH PPU)

Membuat Pakan Ikan dari Pengolahan Sampah Organik Melalui Budidaya Maggot

- Senin, 28 Oktober 2024 | 11:30 WIB
 
 
Penajam, Sonora.ID – Budidaya maggot di Kabupaten Penajam Paser Utara PPU) terus dikembangkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Penajam Paser Utara (PPU).
 
Karena budidaya maggot menjadi salah satu solusi untuk melakukan pengolahan sampah organik.
 
Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdadan) Biawan, Bintang dalam Rapat Koordinasi Bank Sampah Go Green menuju ekonomi sirkuler yang digelar di Hotel IKA Petung beberaapa waktu lalu mengatakan, pengolahan sampah organik ini bisa melalui budidaya maggot
 
Ia menjelaskan, sekilas tentang maggotLarva Black Soldier Fly (Hermetia illucens) Serangga yang termasuk dalam keluarga lalat Maggot memakan segala yang  organik dalam waktu 24 jam 
Larva Black Soldier Fly (Hermetia illucens) Serangga yang termasuk dalam keluarga lalat Maggot memakan segala yang  bersifat organik.
 
“1 maggot mampu menghasilkan 2-5 kg sampah dan 1 gram telur bsf mampu hasilnya 2-3 kg maggot,” jelasnya .
 
Untuk memulai budidaya maggot lanjutnya, maka harus disiapkan media budidaya, kemudian mempersiapan media bertelur lalat BSF. 
 
Lebih lanjuti mengenai manfaat maggot dapat megurai sampah menjadi pupuk organik sisa pencernaan larva maggot Black Soldier Fly (Hermetia illucens) atau biasa disebut kasgot dapat dimanfaatkan sebagai Mengurangi jumlah sampah dengan cepat karena  maggot membutuhkan sampah organik untuk tumbuh dan berkembang, dan dapat mengurai sampah organik 2–5 kali bobot tubuhnya dalam 24 jam. 
 
“Satu kilogram maggot dapat menghabiskan 2–5 kilogram sampah organik per hari,” katanya.
 
 
Bukan hanya itu lanjut Bintang, juga bisa menjadi alternatif pakan ternak karena maggot merupakan pakan alternatif yang murah dan mudah ternak. 
 
Maggot mengandung protein tinggi dan berkualitas yang dibutuhkan ternak. Maggot bisa diberikan dalam keadaan segar atau dicampur dengan pakan komersil.
M
engenai sumber makanan maggot, ia mengatakan kebanyakan adalah limbah sayuran yang ada dipasar, apalagi sebagian masyarakat di sekitar adalah petani.
 
Sehingga setiap 3 hari sekali pihaknya mengambil sampah sisa sayuran di pasar sebanyak 7 karung yang kemudian akan di cacah sebelum diberikan makan ke maggot.
 
Bintang menjelaskan, mengolah maggot menjadi pelet ikan karena tingginya harga pakan di pasarkan maka mencoba untuk membuat pelet ikan dari maggot.
 
Dengan penerapan pelet maggot ini bisa menekan biaya pembelian pakan hingga 30 persen lebih.
 
“Maggot dapat mengurangi jumlah sampah organik dan dapat menjadi potensi ekonomi  budidaya maggot karena  tergolong cukup mudah dengan cepat. Semisal 1 kelurahan memiliki rumah maggot dengan kapasitas produksi maggot sebesar 20 kg / siklus saja, maka sampah harian yang bisa dikurangi sebesar 60 Kg/Hari,” ungkapnya. (*ADV)