Find Us On Social Media :
3 Contoh Khutbah Jumat Tentang Hari Pahlawan 2024, Penuh Renungan (banjarmasinpost.co.id/achmad maudhody Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan jud)

3 Khutbah Jumat Tentang Hari Pahlawan 2024 Singkat, Penuh Renungan

Dita Tamara - Rabu, 6 November 2024 | 14:00 WIB

Sonora.ID - Berikut ini simak khutbah Jumat tentang Hari Pahlawan 2024 singkat penuh renungan.

Salat Jumat merupakan kewajiban bagi setiap muslim, terutama laki-laki, untuk menunaikannya.

Sedikit berbeda dengan salat lima waktu, salat Jumat diawali dengan dua khotbah dari khatib.

Pada edisi tersebut akan membahas mengenai Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November setiap tahunnya.

Berikut ini khutbah Jumat tentang Hari Pahlawan 2024 singkat, simak:

Contoh 1

Khutbah I

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ma'asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah

Bangsa Indonesia memperingati hari pahlawan setiap 10 November sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa para syuhada yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

10 November menjadi saksi perjuangan kaum muslimin yang mencintai Indonesia sebagai tanah airnya, dengan mempertahankan kedaulatan sampai titik darah penghabisan. Pekik takbir menggema dari lisan para pejuang di sepanjang pertempuran.

Tentara Belanda bersekutu dengan Inggris kala itu datang kembali ke Tanah Air untuk menjajah. Mereka mendarat di Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

Dua jenderal mereka, Brigadir Jenderal AWS Mallaby dan Brigadir Jenderal Guy Loser Symonds, tewas dalam waktu yang berdekatan. Tewasnya kedua jenderal membuat murka pasukan sekutu. Mereka tidak pernah mengalami ada dua jenderal sekaligus yang mati begitu cepat, bahkan dalam pertempuran di Eropa dan Pasifik.

Bangsa Indonesia memperingati hari pahlawan setiap 10 November sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa para syuhada yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

10 November menjadi saksi perjuangan kaum muslimin yang mencintai Indonesia sebagai tanah airnya, dengan mempertahankan kedaulatan sampai titik darah penghabisan. Pekik takbir menggema dari lisan para pejuang di sepanjang pertempuran.

Tentara Belanda bersekutu dengan Inggris kala itu datang kembali ke Tanah Air untuk menjajah. Mereka mendarat di Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

Dua jenderal mereka, Brigadir Jenderal AWS Mallaby dan Brigadir Jenderal Guy Loser Symonds, tewas dalam waktu yang berdekatan. Tewasnya kedua jenderal membuat murka pasukan sekutu. Mereka tidak pernah mengalami ada dua jenderal sekaligus yang mati begitu cepat, bahkan dalam pertempuran di Eropa dan Pasifik.

Pekik takbir yang digelorakan oleh Bung Tomo membakar semangat Laskar Hizbullah dan Sabilillah untuk berjihad membela tanah air dengan memerangi pasukan yang akan menjajah. Harian Kedaulatan Rakjat yang terbit di Yogyakarta tanggal 7 November 1945 menurunkan tajuk utama, "60 Milijoen Kaoem Moeslimin Siap Berdjihad."

Dari perjuangan para pahlawan ini, terkandung nilai-nilai yang mesti kita lestarikan dan amalkan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang harus menjiwai diri kita dalam mengisi dan mempertahankan kemerdekaan, nilai-nilai yang menjadi pondasi dalam mengukir amal shaleh sebagai hamba Allah ﷻ yang diberi nikmat kemerdekaan.

Sungguh, jika kita mampu meneladani para mujahid fi sabilillah ini kita akan meraih kebaikan di dunia dan akhirat. Nilai pertama dari perjuangan mereka adalah istiqamah dalam kebaikan.

Sikap istiqamah menjadi landasan utama yang dilalui oleh para pejuang yang rela mengorbankan harta dan jiwanya. Mereka tidak tergiur oleh tawaran dan negosiasi yang sarat kepentingan pihak musuh. Mereka tidak silau dengan iming-iming para penjajah berupa harta dan materi sebagai ganti dari mengangkat senjata.

Sikap istiqamah ini telah diamanatkan oleh Allah SWT melalui Rasul SAW dalam firman-Nya :

فَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

"Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS: Huud : 112).

Sikap istiqamah ini harus mewarnai perjalanan spiritual kita. Istiqamah harus kita tanamkan di dalam ibadah, syariah, akhlak, ilmu, dan perjuangan di jalan Allah ﷻ.

Jamaah salat Jumat yang dimuliakan Allah

Warisan kedua, yang harus kita rawat dari perjuangan para pahlawan adalah memiliki sifat berani dalam membela kebenaran, berani dalam mempertahankan kebenaran, dan berani dalam menghadapi berbagai rintangan serta hambatan.

Perbedaan yang sangat jauh antara jumlah dan kualitas persenjataan yang dimiliki oleh pihak musuh dengan para pejuang, tentu menjadi tantangan tersendiri. Namun tidak berarti mengendurkan semangat apalagi merontokkan keberanian mereka dalam memerangi para penjajah.

Bermodalkan senjata bambu runcing dan persenjataan lainnya, para mujahid ini pantang menyerah dalam berjuang. Mereka memandang menang dan kalah dalam sebuah perjuangan adalah hak Allah ﷻ yang memutuskannya. Tugas kita hanya berjuang. Selebihnya kita serahkan hasil perjuangan dalam keputusan Allah ﷻ.

Hal inilah yang menimbulkan semangat tak gentar. Para pejuang tetap lantang menantang musuh yang datang dengan fasilitas persenjataan yang dimiliki.

Keberanian semacam ini sudah diajarkan oleh Rasul ﷺ kepada kita. Di saat beliau dan Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq bersembunyi dari kejaran musuh di gua Tsur, beliau berkata kepada Abu Bakar.

لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا

"Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita." (QS. At-Taubah : 40)

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Ketiga, sabar dalam menanam benih kebaikan. Apa yang kita rasakan dan nikmati hari ini adalah buah dari kesabaran para mujahidin dalam menanam pohon yang bernama pohon perjuangan.

Mereka sabar dalam menghadapi kesusahan hidup akibat diburu oleh musuh yang berkekuatan besar. Mereka sabar dalam mengarungi medan perjuangan yang berliku-liku.

Seandainya mereka kehilangan kesabaran mungkin kita tidak bisa menikmati apa yang pernah mereka tanam dalam mengisi kemerdekaan. Tidak ada batas dalam bersabar sebagaimana tidak ada batas dalam pahala bagi orang-orang yang bersabar.

Allah ﷻ berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS: Az-Zumar: 10)

Begitu agungnya amalan berupa sikap sabar ini, sehingga Allah pun membersamai orang-orang yang sabar. Firman-Nya :

وَاصْبِرُوا إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

"Dan bersabarlah! Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Anfal:46).

Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah ﷻ bersama kita yang sabar. Jika kita jauh dari sabar berarti kita jauh dari Allah ﷻ. Jauh dari Allah ﷻ artinya jauh dari rahmat dan perlindungan-Nya.

Dengan kita memiliki kesabaran, Allah SWT akan bersama kita, Allah SWT akan anugerahkan pahala tanpa batas, Allah SWT akan berikan kepada kita kedudukan yang mulia. Ganjaran dan penghargaan semacam ini sudah lebih dari cukup untuk memacu diri kita dalam mewujudkan sikap sabar, sabar yang tiada batas.

Demikianlah nilai-nilai keteladanan yang bisa kita ambil dari perjuangan para pahlawan dalam membela tanah air dan agama di hari pahlawan yang kita peringati setiap 10 November.

Istiqamah, berani, dan sabar, inilah tiga sikap mulia yang harus kita teladani dari mereka. Jangan lupa, kita selalu mendoakan yang terbaik bagi setiap pahlawan yang telah mengorbankan harta dan jiwa demi kemerdekaan.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :

فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

Baca Juga: Khutbah Jumat 25 Oktober 2024: Memaknai Sosok Pemimpin yang Adil

Contoh 2

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..

الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ

Alhamdulillah pada kesempatan Jumat 10 November 2023 yang berbahagia ini, kita kembali dipertemukan insya Allah dalam keadaan sehat walafiat baik jasmani maupun rohani, sehingga bisa berkumpul dalam majelis khotbah dan salat Jumat.

Tema khotbah Jumat kali ini, masih mengambil tema seputar kepahlawanan, karena kita baru saja memperingati Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November.

Terbaru Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Berbicara mengenai pahlawan, jika kita melihat artinya adalah mereka yang telah berkontribusi dan berjasa besar bagi banyak orang dalam memperjuangkan negara dan bangsa ini dengan segenap jiwa raganya dari tangan-tangan penjajah.

Sementara secara Islam, pahlawan merupakan orang yang berani memperjuangkan Islam sampai ia menang atau mati. Kontribusi para pahlawan bangsa dan perjuangan yang telah mereka lakukan, jangan sampai kita lupakan, salah satu caranya dengan mengingat sejarah Hari Pahlawan ini.

Tujuan mengingat sejarah hari kepahlawanan ini untuk menunjukkan bahwa peristiwa tersebut dapat dianggap sebagai momen penting yang bisa membangkitkan kembali semangat keIslaman kita dan juga semangat kebangsaan agar terus bergelora dalam setiap jiwa raga dan sanubari kita yang juga merupakan anak bangsa.

Wujud kecintaan kita terhadap seseorang atau peristiwa itu juga bisa ditunjukkan dengan sikap kita yang selalu mengingat atau menyebut namanya.

Kemudian kecintaan kita terhadap Tanah Air ini selayaknya kita implementasikan dalam karya nyata dengan mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan bangsa melalui pengorbanan harta, jiwa, dan raga.

Kita sebagai umat Islam, tentulah mengetahui siapa pahlawan sejati bagi umat muslim di seluruh penjuru dunia ini, dialah manusia paling mulia yang diciptakan Allah SWT, baginda Rasulullah Muhammad salallaahu 'alaihi wasallam.

Karenanya kecintaan kita kepada Rasulullah Muhammad SAW perlu kita buktikan dalam kehidupan melalui bacaan shalawat dan salam kita, baik ketika shalat maupun di luar shalat.

Sebagai umat Islam, perasaan malu seharusnya muncul dengan sendirinya bila kita yang mengaku sebagai pengikut Rasulullah namun namanya jarang kita sebut karena kecintaan kita kepadanya belum berada di puncak kecintaan.

Hadirin kaum muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Perjuangan dan nilai kepahlawanan yang ditunjukkan Rasulullah SAW kepada umatnya ini bahkan dibawa terus hingga menjelang ajal beliau.

Rasulullah masih saja mengingat kita sebagai umatnya, yang hingga akhir hayatnya kalimat yang meluncur dari bibirnya "Ummati, ummati, ummati"

Rasulullah merupakan sosok mulia, keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani, termasuk pengorbanan beliau dalam mengemban risalah Islam.

Semua sudah beliau rasakan, dari teraniaya sampau terusir di Makkah, hingga bisa menaklukkan jazirah Arab.

Ada begitu banyak ayat di Al-Qur'an yang menunjukkan keteladanan Nabi Muhammad, sikap pemberani, pengorbanan dan semua sifat-sifat mulianya.

Salah satu ayat di Al-Qur'an menyebutkan tentang sikap mulianya terdapat dalam surah Al-Qalam ayat 4.

Allah SWT berfirman:

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيۡمٍ

Wa innaka la'alaa khuluqin 'aziim

Artinya: "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (QS. Al-Qalam: 4).

Ayat ini menjelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang benar-benar berbudi pekerti yang luhur. Budi pekerti luhur ini ada dan terbentuk karena didikan akhlak Al-Qur'an yang sumbernya berasal dari Allah SWT.

Ayat ini juga memperkuat alasan yang dikemukakan ayat di atas dengan menyatakan bahwa pahala yang tidak terputus itu diperoleh Rasulullah saw sebagai buah dari akhlak beliau yang mulia.

Pernyataan bahwa Nabi Muhammad mempunyai akhlak yang agung merupakan pujian Allah kepada beliau, yang jarang diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang lain.

Hadirin kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Secara tidak langsung, ayat ini juga menyatakan bahwa tuduhan-tuduhan orang musyrik bahwa Nabi Muhammad adalah orang gila merupakan tuduhan yang tidak beralasan sedikit pun, karena semakin baik budi pekerti seseorang semakin jauh ia dari penyakit gila.

Sebaliknya semakin buruk budi pekerti seseorang, semakin dekat ia kepada penyakit gila. Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang berakhlak agung, sehingga jauh dari perbuatan gila.

Ayat ini menggambarkan tugas Rasulullah SAW sebagai seorang yang berakhlak mulia. Beliau diberi tugas menyampaikan agama Allah kepada manusia agar dengan menganut agama itu mereka mempunyai akhlak yang mulia pula.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak mulia (dari manusia)." (HR. Ahmad dari Abu Hurairah)

Kemudian dari riwayat Umar bin Al Khaththab, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

"Maukah kalian aku beritahu pemimpin kalian yang terbaik dan pemimpin kalian yang terburuk? Pemimpin yang terbaik adalah mereka yang kalian cintai, dan mereka mencintai kalian, kalian mendoakan kebaikan kepada mereka, dan mereka pun mendoakan kebaikan kepada kalian, Sedangkan pemimpin kalian yang terburuk adalah mereka yang kalian benci, dan mereka pun membenci kalian, kalian melaknat mereka, dan mereka pun melaknat kalian." (HR. Tirmidzi No. 2190)

Hadirin yang dirahmati Allah, demikianlah Rasulullah yang memiliki sifat agung, pemimpin dan pahlawan bagi umat Islam yang selalu mendoakan pengikutnya, mencintai umatnya, dan dicintai pula oleh umatnya.

Semoga apa yang disampaikan kali ini dapat diambil hikmahnya dan kita semua termasuk orang-orang yang selalu mencintai Rasulullah dengan terus mengucapkan salawat hingga ajal menjemput..Wallahu'alam.

Wabillaahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabaraatuh.

Baca Juga: 4 Khutbah Jumat Tentang Kematian, Pengingat untuk Setiap Umat Islam!

Contoh 3

Khutbah I

إِنَّ اْلحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِناَ مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضَلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَا دِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّلهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْعَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّد وَ عَلىَ اٰلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُفَياَعِبَادَ اللهِ أُصِيْكُمْ وَإَيّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Para jemaah sholat Jumat yang dirahmati Allah SWT.

Siang Jum'at ini pendar cahaya mentari memancarkan sinarnya nan terang benderang menembus ke muka bumi membawa secarik berkah dan harapan luhur bagi umat manusia beriman yakni terbentangkannya banyak jalan untuk mendekati diri-Nya agar bisa mengisi energi spiritualitas dan juga mensyukuri atas tetes percik nikmat-Nya yang nian agung.

Sholawat berbingkai salam semoga tercurah pada Nabi Muhammad SAW.

Semoga kita bisa meniru dan mengejawantahkan tabiat beliau yang begitu agung.

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ

Artinya: "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS Al-Qalam [68]: 04).

Setiap tanggal 10 November, Indonesia selalu memperingati hari Pahlawan.

Peringatan ini tentu memberikan makna yang menuntut generasi pasca kemerdekaan agar bisa mereguk sekaligus mengaplikasikan pesan tersebut.

Berbicara mengenai hari pahlawan, mengingatkan kita akan kisah heroik pertempuran Surabaya tahun 1945.

Kisah ini sangat melegenda hingga detik sekarang, karena dalam catatan literatur sejarah menyatakan pertempuran ini hanya dilakukan dengan senjata bambu runcing.

Bayangkan para musuh saja sudah menggunakan senjata yang super canggih pada kala itu. Sedangkan pejuang kita masih menggunakan senjata yang paling sederhana.

Tentu dalam pikiran kita era digital ini mustahil mampu mengalahkan mereka.

Tapi Bung Tomo dengan menggelegar memberikan spirit menggebu kepada para pejuang, "Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka!". Atas spirit itulah, seakan ada energi besar yang mendorong mereka untuk menumpaskan para imperialisme dengan tetesan peluh dan darah membasahi tubuh.

Pertempuran pun terjadi. Diperkirakan sekitar 6-16 ribu pejuang kemerdekaan Indonesia gugur dalam pertempuran selama tiga minggu tersebut. Semoga syahid!

Inilah pertempuran paling akbar yang pernah terjadi selama proses perjuangan kemerdekaan.

Kepadanya kita doakan agar arwahnya tenang dan kita lanjutkan harapan terbesar mereka yakni menjadikan bangsa ini semakin melesat maju dan gemilang di masa depan.

Para hadirin sholat Jumat sekalian.

Hari ini Indonesia tengah mencari sosok pahlawan. Tentu pahlawan yang mampu membawa arah transformasi dan kemajuan besar bagi kehidupan bangsa.

Di tengah gempuran wabah Covid-19 yang tak kunjung henti ini, seyogianya dapat mencambuk diri kita agar bisa mendedikasikan diri sebagai seorang pahlawan.

Mencari pahlawan di era krusial ini sangat sukar. Bahkan untuk dapat menyepadankan dengan pahlawan yang telah gugur itu, pasti jauh lebih sulit lagi. Sebab karakteristik pahlawan sejati itu dia selalu peduli dan mencintai bangsanya dengan sadik. Tidak memikirkan hajat pribadi maupun kelompoknya, akan tetapi memikirkan hajat bagi kehidupan bangsa dan negara.

Tanpa penghayatan spiritual yang dalam, tentu sangat sukar bagi kita untuk menjadi seorang pahlawan. Perlu ditekankan bahwa pahlawan tidak saja dikonotasikan sebagai bentuk melawan dengan senjata, tetapi bagaimana pahlawan itu dapat memberikan dampak besar bagi kemajuan bangsanya.

Inilah tantangan besar yang dihadapi oleh bangsa pada saat ini. Oleh karena itu, dalam menyongsong 100 tahun ulang tahun kemerdekaan pada 2045 nanti, kita mesti merancang sebuah kerangka masa depan yang mencakup kiprah konstruktif untuk bisa menjadi seorang pahlawan bagi kemajuan bangsa.

Kita selaku generasi penerus sudah saatnya memulai mengejawantahkan kiprah konstruktif tersebut.

Satu di antara kiprah yang bisa dilakukan bagi kita semua adalah selalu menampilkan paradigma pemikiran besar (big thinking). Di sini kita dituntut untuk melenyapkan pemikiran cetek dan daya nalar ilmiah rendah yang membuat sulitnya mengambil keputusan secara cepat dan arif.

Padahal kita menyaksikan percaturan global saat ini sangat dibutuhkan sosok yang berani mengambil keputusan dengan segala konsekuensi nya.

Bagi David J. Schwartz dalam bukunya "Berpikir dan Berjiwa Besar" mengatakan pemikir besar sebagai ahli dalam menciptakan gambar yang positif, memandang ke depan, optimistis baik di dalam pikiran mereka sendiri maupun pikiran orang lain.

David memberikan contoh pernyataan, "Tidak ada gunanya; kita sudah kalah." Kalau pemikir cetek tentu akan mengabaikan. Berbeda dengan pemikir besar, pasti dia akan melenyapkan dan digantikan dengan diksi "Kita belum kalah. Mari kita terus berusaha. Ini ada segi lain yang baru."

Pernyataan ini seolah membongkar kebobrokan diri kita. Yang selalu pesimistis terhadap iklim kehidupan yang terjadi. Namun, bagi seorang pemikir besar tentu akan selalu memancarkan tabiat optimistis betapapun kelamnya kehidupan.

Lewat peringatan hari Pahlawan ini, khatib mengajak agar kita semua yang hadir di masjid mulia ini untuk bisa memulai hidupnya dengan menjadi seorang pemikir besar.

Kita pasti bisa menjadi pemikir besar. Kuncinya pada kesungguhan (sooth), ketulusan (sincerity), dan kemauan (desire) harus melekat kuat di dalam jiwa kita.

Dengan demikian masa depan bangsa ini akan terjamin maju karena telah dinahkodai oleh para pemikir besar.

Dan inilah sosok pahlawan bangsa yang dicari selama ini. Selamat Hari Pahlawan.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الْحَاجَاتِ
رَبَّناَ هَبْ لَناَ مِنْ أَزْوَاجِناَ وَذُرَّيَّاتِناَ قُرَّةً أَعْيُنٍ وَاجْعَلْناَ لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَاماً
. رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ اْلوَهَّابُ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبّى اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Terbaru Berbagai Tema, Paling Bagus dan Penuh Makna