Find Us On Social Media :
DP3KB Kubu Raya menggelar Seminar Diseminasi Audit Kasus Stunting. (Sonora.ID)

DP3KB Kubu Raya Gelar Diseminasi Audit Kasus Stunting, Kaji Faktor - Faktor Penyebab Stunting

Wilhelmus Triputra - Minggu, 10 November 2024 | 17:00 WIB

 

Kubu Raya, Sonora.ID - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kubu Raya menggelar Diseminasi Audit Kasus Stunting kedua Tahun 2024, pada Selasa (5/11/2024). Sebelum diadakan Diseminasi terlebih dahulu dilaksanakan identifikasi kasus dan kunjungan ke lapangan terhadap kasus yang akan diangkat terdiri dari dua desa yaitu di Desa Teluk Remis dan Desa Madura, Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya.

Kepala Dinas P3KB Kubu Raya, dr. Dyah Tutwuri Handayani, M.Kes., mengatakan bahwa sasaran audit kasus stunting meliputi, ibu hamil, ibu bersalin, dan anak baduta. Dalam kesempatan tersebut dilakukan pencarian faktor - faktor penyebab atau yang mempengaruhi stunting serta dilakukan kajian oleh para pakar yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter spesialis anak, Psikolog, serta ahli gizi.  

Baca Juga: Roemah Kuliner Menyajikan Masakan Nusantara Autentik dengan Desain Tempat yang Sangat Estetik!

"Hasil dari kajian tersebut menjadi rekomendasi untuk rencana tindak lanjut dari berbagai sektor seperti puskesmas, pemerintah desa, DP3KB, PU, dan  Badan Amal Zakat yang kita libatkan dalam membantu menangani kasus stunting yang kami angkat sebagai audit, "ujar Kadis P3KB.

Pihaknya berharap dengan mengetahui faktor penyebab stunting, semua bersama - sama menurunkan angka stunting sesuai dengan target yaitu 24 persen di Kabupaten Kubu Raya.

Asisten I Setda Kabupaten Kubu Raya, Mustafa mengatakan bahwa tujuan audis kasua stunting menyasar di dua desa yaitu Desa Teluk Remis dan Desa Madura, Kecamatan Teluk Pakedai. Dia memaparkan untuk target percepatan penurunan stunting, Kabupaten Kubu Raya sebesar 2,2 persen thn 2023 mencatatkan angka 25,4 persen dari 27, 6 persen dari thn 2022 target yang ingin dicapai sebesar 22,98 persen.

Walau terjadi penurunan, namun dirinya masih merasa angka itu belum dikatakan cukup dan masih jauh dari target.

Baca Juga: Butuh Perawatan Medis saat Berada di Tangerang? Klinik Pratama Beringin Indah Siap Membantu Anda

"Target nasional 14 persen, Insyaallah, ke depan  target kita bisa  di angka 22,98 persen. Dengan kegiatan ini mudah-mudahan target 22,98 persen bisa tercapai tahun 2024 ini, "tegas Mustafa.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Camat Teluk Pakedai, Drs. Supriadi, M.Si., menyatakan dalam percepatan penurunan angka stunting harus dilakukan secara terpadu. Dalam artian seluruh unit kerja di lingkungan pemerintahan Kabupaten Kubu Raya. Harapannya, dengan begitu terdapat arahan program - program yang berkenaan dengan upaya penurunan stunting.

Misalnya melibatkan OPD terkait seperti BAPEDA dengan mengarahkan kegiatan - kegiatan yang ada di Kecamatan Teluk Pakedai. Kemudian Dinas PU bisa diarahkan dengan program seperti Bedah Rumah atau Rumah Layak Huni.  

"Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa harus mendorong desa supaya membuat kebijakan - kebijakan pemanfaatan atau pengelolaan dana desa, "ungkap Supriadi.

Dokter Spesialis Psikolog Dr. Hj. Fitri Sukmawati, S.Psi., M.Psi, menyampaikan stunting sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak, terutama pada kecerdasannya. Oleh karena itu orang tua yang anaknya mempunyai kasus stunting agar segera terus memberikan stimulus motorik dan perkembangannya, guna mengantisipasi dan memaksimalkan mereka ketika nanti masuk pendidikan di sekolah.

"Semoga stunting angkanya terus menurun dan semoga anak yang terindikasi stunting agar segera tertangani dan memberikan hasil yang maksimal, "tuturnya.

Sementara itu, Ahli Gizi dari Poltekkes Kemenkes Pontianak, Dahliansyah, SKM., M.Gz., mencatat bahwa terkait ibu hamil kebanyakan mengalami anemia, lalu Ibu nifas perilaku asupannya masih rendah, perilaku orang tua yang merokok.

Dia juga mencatat, pada balita kebanyakan terkait asupan dan pola asuh.

"Dimana pola asuh, masih banyak asupan - asupan balita yang masih kurang. Selain itu banyak balita dari riwayat saat lahir memang banyak mengalami BBLR, "ungkap Dahliansyah.

Dia menegaskan bahwa hal yang terpenting upaya percepatan penurunan angka stunting adalah mencegah kasus stunting baru.

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.