Find Us On Social Media :
Dari kiri ke kanan: Paksi Raras Alit, Ramayda Akmal, Yetti Martanti, Ni Made Purnama Sari, Hendra Himawan. ()

Tumpengan Dan Doa Bersama Festival Sastra Yogyakarta 2024

Benni Listiyo - Senin, 25 November 2024 | 15:50 WIB

Sonora.ID - Sebagai kota kota budaya yang memiliki jejak sejarah panjang dalam dunia literasi, Yogyakarta telah menjadi ladang subur bagi lahirnya karya-karya sastra yang merefleksikan kekayaan nilai, tradisi, dan pemikiran nusantara. 

Identitas Yogyakarta sebagai kota sastra tidak hanya lahir dari banyaknya komunitas sastra yang tumbuh dan berkembang, tetapi juga dari kontribusi kota ini dalam melahirkan penulis-penulis besar serta menjaga warisan sastra tradisional dan modern. 

Dengan akar budaya yang kuat dan masyarakat yang memiliki kedekatan emosional dengan seni dan literasi, penyelenggaraan Festival Sastra Yogyakarta menjadi langkah nyata untuk mengukuhkan posisi Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan yang merawat keberlanjutan tradisi sastra sekaligus menyambut dinamika baru dalam perkembangan dunia literasi.

Festival Sastra Yogyakarta digagas oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta pada tahun 2021.

Baca Juga: Teks Doa Hari Guru Nasional 2024 untuk Upacara, Resmi Kemendikdasmen

Melalui berbagai agenda kegiatan tahunan yang digelar, festival ini diharapkan memperkuat posisi Yogyakarta sebagai kota budaya, sekaligus kota sastra.

Festival Sastra Yogyakarta juga menjadi perayaan hangat yang menyambut kembali pertemuan-pertemuan antar warga sastra se-nusantara di Kota Yogyakarta.

Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 

Festival Sastra Yogyakarta adalah perayaan tahunan yang menyoroti keberagaman dan kekayaan karya sastra di Yogyakarta. Acara ini menjadi ajang berkumpulnya penulis, penyair, seniman, dan pencinta sastra dari berbagai latar belakang untuk saling berinteraksi, berbagi karya, dan memperkaya khazanah sastra nusantara. 

Sebagai ruang pertemuan antar warga sastra di Kota Yogyakarta. Sastrawan, pengarang, penulis, penikmat, media, warga, penjaja buku sastra, ilustrator sastra, situs dan artefak sastra, adalah ekosistem disasar untuk berkolaborasi dalam festival ini.

Yogyakarta sebagai kota yang dalam sejarahnya berulang kali mengalami berbagai peristiwa sastra, dianggap sebagai salah satu kiblat sastra di Indonesia.

Baca Juga: Teks Doa Ziarah Nasional Hari Pahlawan 2024 Resmi dari Kemensos

1. FSY 2021 – Digelar pada masa pandemi yang penuh keterbatasan.  Produk sastra yang dibuat berupa tayangan youtube ‘Musikal Hanacaraka’

2. FSY 2022 - Tema: MULIH

- FSY kembali diadakan pascapandemi dengan tema MULIH, yang bermakna "kembali" untuk memulangkan semangat sastra ke Yogyakarta sebagai rumah sastra Indonesia.

- Festival ini berhasil menghadirkan perayaan sastra yang merangkul sastrawan, penikmat sastra, pengarang, dan berbagai elemen ekosistem sastra Yogyakarta untuk berkolaborasi.

3. FSY 2023 - Tema: SILA

- FSY 2023 mengusung tema SILA, sebagai kelanjutan dari MULIH, dengan makna ganda: "duduk bersila" untuk refleksi diri dan "sila" sebagai aturan moral.

- Festival ini bertujuan menggali kedalaman diri, memaknai potensi sastra Yogyakarta, dan merefleksikan hal tersebut dalam program yang mendukung ketertiban sosial melalui sastra.

- Diadakan di kawasan Kotabaru, salah satu cagar budaya Yogyakarta yang kaya akan situs literasi dan sejarah sastra.

Baca Juga: Doa Kristen Upacara Hari Pahlawan 2024, Resmi Dibagikan Kemensos

4. FSY 2024 - Tema: SIYAGA

- Tema SIYAGA mengajak pelaku dan penikmat sastra untuk bersiap menghadapi perubahan dalam dunia sastra, termasuk intermedialitas dan cara-cara baru menikmati sastra.

- SIYAGA juga menjadi wadah untuk membaca ulang realitas kebangsaan di masa transisi dan merawat demokrasi melalui karya sastra.

- Festival ini akan berlangsung di Taman Budaya Embung Giwangan di Yogyakarta selatan, sebagai ruang refleksi tentang praktik sastra yang beragam di tengah perubahan sosial-politik.

Setiap tahun, FSY mengusung tema yang tidak hanya menghubungkan sastra dengan nilai budaya lokal, tetapi juga merespons isu-isu kontemporer, menjadikan festival ini sebagai ruang temu, refleksi, dan kolaborasi bagi ekosistem sastra Yogyakarta.

Tentang Tema SIYAGA

‘SIYAGA’,  dimaknai sebagai ancangan sikap pelaku dan penikmat sastra dalam menghadapi perubahan besar yang sedang terjadi.

Arena, medan, ruang, dan media sastra tengah mengalami pergeseran signifikan.

Intermedialitas mengemuka beriring dengan perubahan model produksi dan distribusi karya, yang berdampak pada munculnya cara-cara baru dalam menikmati sastra.

FSY berupaya membaca kembali medan sosial sastra dalam ulang alik dinamika budaya.  Arena sastra tidak lagi sesederhana pasar bagi pengarang dan penerbit.

Namun, muncul pula pelaku kreatif lain yang mendapatkan manfaat dalam pasar sastra.

Misalnya, ilustrator, penerjemah, pendengung (influencer satra/bookstagram), dan komunitas-komunitas kreatif dalam lingkaran sastra.

Baca Juga: Doa Kristen Upacara Hari Pahlawan 2024, Resmi Dibagikan Kemensos

Tajuk ‘SIYAGA’ menautkan perayaan sastra ini untuk membaca realitas kebangsaan di masa transisi, sebagai upaya seni dalam merawat demokrasi.

Sebagaimana gelombang sosial-politik selalu memantik riak dalam perjalanan sastra kita.

Sebagai peristiwa publik, SIYAGA menjadi ruang bersama untuk mempertanyakan kembali cara pandang kita atas keragaman praktik sastra, dan refleksi bersama di mana semestinya festival ini menempatkan diri.

Aneka tafsir tema tersebut dirangkai dalam festival pada bulan November, dan menempati situs seni budaya terbaru di kawasan selatan kota Jogja, Taman Budaya Embung Giwangan.

Agenda Utama

  1. Panggung Pembukaan di Amphitheater Kamis malam 28 Nov jam 19.30 WIB: penyerahan penghargaan sayembara puisi dan penampilan talenta bahasa sastra Kota Yogyakarta, serta bintang tamu FRAU.

  2. Gala Dinner Sastra Boga:  Jumat malam 29 Nov  jam 19.30. Perayaan yang terinspirasi dari resep kuliner dalam naskah dan teks Sastra Jawa Klasik. Kita akan menikmati kreasi boga yang membawa kita pada filosofi masyarakat Jawa, kelezatan yang terwarisi dari masa ke masa, disertai rangkaian kisah budaya yang melatarinya.

  3. Panggung Penutupan di Amphitheater Sabtu malam 30 Nov jam 19.30 WIB: bertajuk Malam Ini Jokpin Akan Tidur di Matamu. Bintang tamu Oppie Andaresta, Saras Dewi, dll.

Baca Juga: Doa Upacara Hari Pahlawan 2024, Resmi Dibagikan oleh Kemensos