Find Us On Social Media :
Calon Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Sutopo Kristanto (Dok Istinewa)

Sutopo Kristanto Siap Percepat Transisi Energi Indonesia Menuju Net Zero Emission

Jumar Sudiyana - Kamis, 28 November 2024 | 07:06 WIB

Jakarta,Sonora.Id – Calon Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Sutopo Kristanto, mengungkapkan visi dan langkah strategis untuk mempercepat transisi energi Indonesia menuju target emisi nol persen (net zero emission) pada 2060, sesuai dengan kebijakan energi nasional

Sutopo menekankan pentingnya teknologi yang efisien, relevan dengan kondisi lokal, dan mendukung keberagaman geografi Indonesia.

“Indonesia membutuhkan teknologi energi terbarukan yang sesuai dengan kondisi lokal untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mencapai transisi yang berkelanjutan,” ujar Sutopo, Rabu (27/11/2024).

Ada beberapa langkah strategis teknologi prioritas yang akan didorong oleh PII:

1. Energi Terbarukan
- Melalui Pemasangan panel surya di atap rumah dan gedung perkantoran menjadi solusi untuk mengurangi beban grid nasional.
- Wind Energy: Potensi angin di Sulawesi dan Nusa Tenggara dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik yang efisien.
- Geothermal: Indonesia memiliki 40% cadangan panas bumi dunia, yang memerlukan investasi besar untuk pengembangan.
- Mikrohidro: Tenaga air skala kecil sangat cocok untuk daerah terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik.

2. Penyimpanan Energi
- Baterai Litium-ion: Sebagai penghasil nikel, Indonesia berpotensi menjadi pusat produksi baterai global untuk menyimpan energi surya dan angin.
- Sistem Penyimpanan Energi Hidrogen,  Potensial untuk pembangkit listrik dan industri berat.
- Battery Energy Storage Systems (BESS): Mengintegrasikan penyimpanan energi dalam grid nasional untuk stabilitas pasokan.

3. Kendaraan Listrik (EV)
- Infrastruktur Pengisian EV: Pembangunan stasiun pengisian daya cepat di kota-kota besar dan jalur transportasi utama sangat penting untuk mendukung adopsi kendaraan listrik.
- Desain Kendaraan Listrik: Investasi pada kendaraan listrik yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar Indonesia.

4. Efisiensi Energi
- Smart Grid: Jaringan listrik cerdas untuk mengelola energi terbarukan secara efisien.
- Bangunan Hemat Energi: Penerapan material isolasi dan sistem pencahayaan LED untuk mengurangi konsumsi energi.

5. Pengelolaan Emisi Karbon
- Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS): Teknologi ini penting untuk menangkap emisi karbon dari pembangkit berbasis fosil.
- Bioenergi dengan CCUS (BECCS) Menggunakan limbah organik dan penangkapan karbon untuk menghasilkan energi tanpa menambah emisi.

Sutopo menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin transisi energi global dengan memanfaatkan teknologi tepat guna.

"Saya memiliki berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi lokal dan teknologi terbaru, guna mencapai target net zero emission pada 2060 dan mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan," ujarnya.