Find Us On Social Media :
Oppie Andaresta tampil memukau dengan membawakan lima lagu yang diadaptasi dari puisi-puisi Jokpin. (FSY 2024) ()

Festival Sastra Yogyakarta 2024: Malam Penuh Syair untuk Joko Pinurbo

Benni Listiyo - Senin, 2 Desember 2024 | 11:55 WIB

Sonora.ID - Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2024 resmi berakhir pada Sabtu malam (30/11) di Taman Budaya Embung Giwangan. Dengan tema “SIYAGA,” puncak acara bertajuk "Malam Ini Jokpin Tidur di Matamu" menjadi penghormatan mendalam untuk mendiang Joko Pinurbo (Jokpin), sosok yang telah menorehkan jejak berharga dalam dunia sastra Indonesia.

Acara ini menghadirkan perpaduan seni, budaya, dan sastra yang memukau. Deretan seniman dan sastrawan seperti Oppie Andaresta, Sekar Sari, Kinanthi Sekar Rahina, Landung Simatupang, hingga Saras Dewi membawakan karya-karya Jokpin dengan penuh penghayatan. Penampilan mereka dilengkapi tarian dan tembang macapat Megatruh, menciptakan suasana yang magis dan sarat emosi.

Doa dan Kenangan untuk Sang Maestro

Malam penghormatan dimulai dengan doa dan tarian sakral oleh Sekar Sari, Kinanthi Sekar Rahina, dan Silir Wangi. Keharuan semakin terasa saat Nuraini Amperawati Firmana, istri Jokpin, membacakan puisi "Surat Kopi" dengan suara bergetar, menggugah hati para hadirin.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, turut mengenang Jokpin melalui puisi "Telepon Genggam." Ia menegaskan bahwa karya Jokpin telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Yogyakarta sebagai Kota Sastra. “Karya beliau adalah warisan yang memperkokoh status Yogyakarta sebagai kota sastra,” ungkapnya.

Baca Juga: Kepala BPJPH: Urus Sertifikasi Halal itu Mudah, Begini Caranya

Selebrasi Warisan Sastra

Joko Pinurbo, yang menjadi bagian penting dalam penyelenggaraan FSY sejak 2022, dikenang sebagai pujangga yang mampu menghubungkan sastra dengan kehidupan sehari-hari. Puisi-puisinya menginspirasi berbagai generasi dan merefleksikan kedalaman nilai-nilai kehidupan.

Dalam malam penutupan, puisi khusus berjudul "Malam Ini Jokpin Tidur di Matamu" yang dilagukan oleh Oppie Andaresta menjadi penutup simbolis:

Kepada Tuhan Agung kami bersama memohon,