Find Us On Social Media :
Talkshow Pengembangan Potensi Pada Disabilitas Dengan Hambatan Intelektual Pada Program NGOPI ( (Kalimaya Bhaskara Malang)

Parents Wajib Tahu! Menggali Potensi Disabilitas dengan Hambatan Intelektual

- Selasa, 3 Desember 2024 | 15:45 WIB


Penulis : Akhmad Ibra Syahrial Maula

Kota Malang, Sonora.ID – Kalimaya Bhaskara FM melalui segmen NGOPI membahas isu pengembangan potensi anak dengan hambatan intelektual bersama dua narasumber ahli, Ade Dian Firdiana, M.Pd., Kepala SLB C Autis Negeri Kedungkandang, dan Anis Damayanti R., S.Pd., M.Pd., Kepala SLB Idayu 1 yang mengupas tantangan, penyebab, dan cara mendukung perkembangan anak dengan hambatan intelektual.

Hambatan intelektual, atau dikenal sebagai tunagrahita, ditandai oleh IQ di bawah rata-rata, biasanya di bawah 90, yang dapat diidentifikasi melalui tes psikologis. Menurut Anis Damayanti, hambatan intelektual sering kali bersifat bawaan, tetapi faktor lingkungan seperti pola asuh yang kurang baik dan paparan gadget pada usia dini juga turut memengaruhi, misalnya memicu speech delay.

Ade Dian juga menjelaskan bahwa anak dengan hambatan intelektual kerap menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan sosial dan adaptif. Misalnya, mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar memakai pakaian atau berinteraksi dengan teman sebaya.

Selain faktor genetik seperti sindrom Down, Anis menambahkan bahwa kondisi ini juga bisa dipicu oleh masalah selama kehamilan, proses kelahiran yang bermasalah, hingga perawatan bayi yang kurang optimal. "Kesehatan ibu selama kehamilan, seperti konsumsi makanan bergizi dan menjaga kondisi psikologis, sangat penting untuk mencegah risiko ini," tegasnya.

Anak dengan hambatan intelektual memiliki potensi yang dapat dikembangkan melalui pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB). “Di SLB, anak-anak tidak hanya mendapatkan pembelajaran akademik, tetapi juga keterampilan vokasi sesuai minat dan bakat yang diidentifikasi melalui asesmen,” jelas Ade Dian.

Lebih lanjut, SLB juga menjalin kerja sama dengan sekolah inklusi dan perusahaan untuk membuka peluang magang atau bekerja bagi lulusannya. Ini dilakukan untuk menjawab kekhawatiran orang tua terkait masa depan anak mereka.

Menurut Anis, dukungan perusahaan dan masyarakat terhadap anak dengan hambatan intelektual masih perlu ditingkatkan. "Harapannya, mereka dapat lebih dilibatkan dan memiliki kesempatan yang sama seperti individu lainnya," tuturnya.

Melalui langkah kolaboratif dan pendekatan yang tepat, anak dengan hambatan intelektual tidak hanya dapat mengembangkan potensinya tetapi juga menjadi bagian yang produktif di masyarakat.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News