Find Us On Social Media :
Illustrasi Inflasi (Freepik)

Inflasi RI Sebanyak 1,55, Prabowo dan Sri Mulyani Saling Beri Pujian

Alifia Astika - Rabu, 11 Desember 2024 | 22:39 WIB

Sonora.ID – Presiden ke 8 Indonesia Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia berhasil menekan angka inflasi hingga ke 1,55 persen.

Prabowo menyampaikan bahwa besaran inflasi 1,55 persin merupakan sesuatu yang jarang terjadi pada sejarah dunia.

Presiden menekankan bahwa capaian tersebut merupakan hasil kerja keras pemerintah sebelumnya.

"Inflasi yang kurang lebih 1,55 persen, saya kira sangat jarang dalam sejarah dunia. Dan ini sekali lagi, ini adalah hasil kerja keras kita semua, hasil bukan pemerintah saya, saya baru 51 hari menjabat berarti pemerintah-pemerintah sebelum ini semua berjasa," ujar Prabowo saat memberikan sambutan pada penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan alokasi Transfer ke Daerah (TKD) di Istana Negara, Selasa (10/12/2024), sebagaimana dilansir YouTube Kompas TV, Rabu (11/12/2024).

Prabowo juga menjelaskan bahwa sebagaimana ilmu dari falsafah pendekatan sejarah pombangunan bangsa tidak 5 tahun, ataupun 10 tahun namun pembangunan bangsa dilakukan dalam kurun tahun puluhan.

Baca Juga: Ketersediaan Energi Hijau di Jabar Harus Mampu Gaet Investor

Dengan adanya data ini menunjukan bawah sebenarnya ekonomi di Indonesia cukup kuat. Prabowo merasa sangat optimis bahwa dikedepannya perekonomian akan semakin kuat.

"Karena itu kita optimis walaupun tetap harus waspada. Karena kita kaya, karena kita besar, kita selalu ada pihak-pihak yang tidak menghendaki kita maju," tegasnya.

Kemudian dikesemopatan yang sama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan bahwa inflasi sebesar 1,55 pada Novembver 2024 termasuk angka yang rendah di dunia.

Inflasi ini perlu dijaga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Upaya menjaga momentum pertumbuhan dilakukan dengan menjaga stabilitas harga dengan menjaga inflasi yang terus rendah. Inflasi di bulan November 2024 adalah sebesar 1,55 persen, year on year, termasuk terendah di dunia," ungkap Sri Mulyani sebagaimana dilansir dari Kompas.com.

Selain itu, menurutnya neraca perdagangan Indonesia mencapai surplus 54 bulan berturut-turut. Sri Mulyani menambahkan, dengan capaian perekonomian yang relatif baik dan stabil hingga 2024 ini, akan menjadi dasar akselerasi target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan lebih tinggi di tahun 2025.

Baca Juga: Cegah Inflasi dengan Menjaga Ketersediaan Bahan Pangan