Find Us On Social Media :
Ilustrasi 3 Khutbah Jumat tentang Hari Ibu, Menyentuh Hati dan Bikin Nangis ()

3 Khutbah Jumat tentang Hari Ibu, Menyentuh Hati dan Bikin Nangis

Debbyani Nurinda - Kamis, 19 Desember 2024 | 12:41 WIB

Sonora.ID – Berikut beberapa contoh teks khutbah Jumat tentang Hari Ibu yang menyentuh hati dan bikin nangis, cocok untuk dijadikan referensi bagi yang membutuhkan.

Tema Khutbah Jumat tentang Hari Ibu sangat cocok diangkat oleh khatib mengingat sebentar lagi Hari Ibu Nasional akan segera diperingati.

Di Indonesia, Hari Ibu setiap tahunnya dirayakan pada tanggal 22 Desember.

Peringatan ini bisa menjadi momen yang tepat untuk mengingatkan kita kembali akan luar biasanya jasa para Ibu di seluruh Indonesia dalam membesarkan dan mendidik generasi muda bangsa.

Tak perlu berlama-lama, berikut 3 khutbah Jumat tentang Hari Ibu yang menyentuh hati dan bikin nangis.

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Bikin Merinding tentang Akhir Tahun, Bikin Nangis!

1. Khutbah Jumat tentang Hari Ibu

Surga Berada di Bawah Telapak Kaki Ibu

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh,

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ (الإسراء: ٢٣-٢٤)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Alhamdulilah, dengan izin Allah kita kembali dipertemukan pada hari ini dalam majelis khotbah dan salat Jumat 3 Mei 2024.

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kehidupan, sehingga kita masih bisa merasakan banyak kenikmatan hingga hari ini, salawat dan salam juga tercurah untuk junjungan kita Nabi Muhammad salallaahu 'alaihi wasallam, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti rasul hingga akhir zaman, 'amma ba'du.

Seperti disampaikan di atas bahwa tema hari ini adalah mengenai ibu. Peran perempuan sebagai seorang ibu dalam Islam tentu saja merupakan sosok mulia.

Ibu ada di urutan kedua terpenting setelah ayah, bahkan ia juga dianggap sebagai orang yang paling berharga setelah Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Hal ini tak terlepas dari perjuangan dan pengorbanan seorang ibu yang berawal dari anaknya masih dalam kandungan, melahirkan, merawat, serta mengajarkan banyak hal.

Dalam sebuah hadis bahkan yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang kepada siapa dia harus berbakti, lalu Rasulullah menjawab kepada ibunya sebanyak tiga kali, setelah itu barulah kepada ayahnya.

“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Perintah berbuat baik kepada orangtua, khususnya ibu telah disebutkan di banyak ayat-ayat Al-Qur'an, salah satunya terdapat dalam surah Luqman ayat 14. Allah SWT berfirman:

وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسٰنَ بِوَالِدَيۡهِ‌ۚ حَمَلَتۡهُ اُمُّهٗ وَهۡنًا عَلٰى وَهۡنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِىۡ عَامَيۡنِ اَنِ اشۡكُرۡ لِىۡ وَلِـوَالِدَيۡكَؕ اِلَىَّ الۡمَصِيۡرُ

Wa wassainal bi waalidaihi hamalat hu ummuhuu wahnan 'alaa wahninw wa fisaaluhuu fii 'aamaini anishkur lii wa liwaalidaika ilaiyal masiir

Artinya: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu." (QS. Luqman: 14).

Dalam ayat ini, Allah jelas memerintahkan kepada manusia agar berbakti kepada kedua orang tuanya dengan berusaha melaksanakan perintah-perintahnya dan mewujudkan keinginannya, terutama kepada ibu.

Dilansir dari laman Kemenag, dalam tafsir surah Luqman ayat 14 disebutkan hal-hal yang menyebabkan seorang anak diperintahkan harus berbuat baik kepada ibunya, yaitu:

Baca juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru 20 Desember 2024 Berjudul Rayakan Hari Ibu dengan Suka Cita

Ibu telah mengandung seorang anak sampai ia dilahirkan. Selama masa mengandung itu, ibu menahan dengan sabar penderitaan yang cukup berat, mulai pada bulan-bulan pertama, kemudian kandungan itu semakin lama semakin berat, dan ibu semakin lemah, sampai ia melahirkan.

Kekuatan ibu akan pulih seperti sedia kala setelah habis masa nifasnya.

Ibu menyusui anaknya sampai usia dua tahun atau lebih. Banyak penderitaan dan kesukaran yang dialami ibu dalam masa menyusukan anaknya.

Hanya Allah yang mengetahui segala penderitaan itu. Ayat ini hanya menyebutkan alasan mengapa seorang anak harus taat dan berbuat baik kepada ibunya, namun tidak disebutkan apa sebabnya seorang anak harus taat dan berbuat baik kepada bapaknya.

Hal ini menunjukkan bahwa kesukaran dan penderitaan ibu dalam mengandung, memelihara, dan mendidik anaknya jauh lebih berat bila dibandingkan dengan penderitaan yang dialami bapak dalam memelihara anaknya.

Penderitaan itu tidak hanya berupa pengorbanan sebagian dari waktu hidupnya untuk memelihara anaknya, tetapi juga penderitaan jasmani dan rohani.

Seorang ibu juga menyediakan zat-zat penting dalam tubuhnya untuk makanan anaknya selama anaknya masih berupa janin di dalam kandungan.

Sesudah lahir ke dunia, sang anak lalu disusukan oleh ibu dalam masa dua tahun (yang utama).

Air susu ibu (ASI) juga terdiri dari zat-zat penting dalam darah ibu, yang disuguhkan dengan kasih sayang untuk dihisap oleh anaknya.

Dalam ASI ini terdapat segala macam zat yang diperlukan untuk pertumbuhan jasmani dan rohani anak, dan untuk mencegah segala macam penyakit.

Zat-zat ini tidak terdapat pada susu sapi. Oleh sebab itu, susu sapi dan yang sejenisnya tidak akan sama mutunya dengan ASI.

Segala macam susu bubuk atau susu kaleng tidak ada yang sama mutunya dengan ASI.

Itu pula yang menjadi alasan, mengapa seorang ibu sangat diimbau untuk menyusui anaknya dengan ASI.

Janganlah ia menggantinya dengan susu bubuk, kecuali dalam situasi yang sangat memaksa.