Hal ini perlu diperhatikan, karena wanita dalam fase ini sangat rentan menderita depresi, perasaan menjadi lebih sensitif, dan adanya kecemasan.
Setelah tanda awal ini dialami, perubahan yang biasanya terjadi adalah perubahan secara fisik. Misalnya perubahan pada kulit, dan yang menjadi masalah adalah gangguan metabolism.
“Kolesterol akan cenderung naik, kadar gulanya juga, lalu gangguan berkemih, lalu berakhir pada libido yang menurun,” tambah dr. Binsar.
Hal-hal tersebut akan berpengaruh pada tingkat kebugaran wanita, yang pastinya akan mengalami penurunan libido.
Baca Juga: Cocok untuk Para Bucin, Ini Lirik Lagu Baru Raisa Berjudul ‘You’
Post Menopause Syndrome ini nantinya akan menimbulkan keluhan lain pada kehidupan seksual wanita.
“Pertama adalah vagina yang kering. Estrogen yang menurun menyebabkan pembasahan atau lubricant pada dinding vagina, berkurang. Ada yang drop sampai kering, ada juga yang menurun. Ada juga yang mengalami rasa gatal, bahkan nyeri pada saat berhubungan seksual,” jelas dr. Binsar.
Gejala-gejala tersebut biasa disebut dengan atrofi vagina atau penciutan vagina. Kondisi akan menimbulkan masalah dalam berhubungan seksual, sehingga tidak jarang wanita pada usia 50 – 60 tahun sudah tidak mampu melakukan hubungan seksual lagi.
Semakin wanita bertambah tua, maka keluhan terkait hal ini juga akan semakin dirasakan. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah dengan memperbaiki gaya hidup. (*)
Baca Juga: Merinding, Raditya Dika dan Joko Anwar Didatangi Makhluk Halus, Serem!