Ruas tol di daerah tersebut merupakan lorong atau bukit yang sedang digali, dan pada sisi selatan area tersebut terdapat lembah terbuka.
Keadaan daerah tersebut dinilai dapat memicu tekanan angin yang mendorong barier bergerak ke tengah.
Ditambah lagi bahwa dua barier tersebut tidak berisi air, sehingga sangat mudah bergerak apabila tertiup angin.
Baca Juga: Burger King ‘Ghost Whopper’ Bisa Dicoba oleh Hantu Lewat Riz Mirza!
“Kebetulan di sta 62-67 adalah bukit yang digali sehingga seperti lorong, sedangkan di sisi selatan lembah terbuka sehingga angin dari lembah yang lumayan kuat ketika melewati lorong bisa semakin kuat,” ujar Agus kepada Kompas.com, Selasa (29/10/2019).
Akibat peristiwa yang terjadi, pihak manajemen PT Jasamarga Pandaan-Malang akan memastikan semua barier yang berada di sepanjang ruas jalan Tol Pandaan-Malang ini terisi dengan air.
Hal ini dilakukan agar barier tidak bergerak dan menghalangi kendaraan yang sedang melintas di jalan Tol tersebut.
"Nanti water barrier mesti diisi air," kata Direktur Utama PT Jasamarga Pandaan Malang Agus Purnomo.
Baca Juga: Ini Tantangan Nadien Makarim Sukseskan Digitalisasi Sekolah Di Papua