"kecanduan game perilaku yang dirangsang terus menerus ke pusat brain reward system yang terdiri dari system limbic, nucleus accumbent, serta VTA (ventral Tegmental Area),” kata dr Dharmawan, seperti dikutip dari Kompas.com.
Itu artinya sang anak yang mengalami Behaviour Addiction tidak akan sulit untuk berkonsentrasi dan melakukan aktifitas lainnya.
Baca Juga: Merokok Sesekali Sama Bahayanya dengan Perokok Berat, Ini Penjelasannya
Mereka akan cenderung memikirkan game secara terus menerus, ingin menang secara terus menerus dan parahnya mereka berfantasi ingin berada didalam dunia game.
Jika Anda sebagai orang tua menemukan gejala pada anak Anda seperti susah berkonsentasi, hanya memikirkan game, tidak bisa fokus dan bermain game online hampir 24 jam.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Anak Menderita Diabetes Karena Keturunan?
Anda perlu membawa sang anak ke psikiater sebelum sang anak mengalami Behaviour Addiction.
Jangan sampai menunggu fase dimana sang anak akan mengamuk saat dilepaskan dari gawai atau game yang dirinya mainkan.
Karena bila sudah difase ini dapat dipastikan anak Anda mengalami Behaviour Addiction.
Baca Juga: Hati-hati! Duduk Terlalu Lama Bisa Sebabkan Wasir, Cek Penyebab Lainnya
“Tapi sebaiknya jangan tunggu sampai anak mengamuk. Kalau sudah mengamuk, rawat jalan susah. Anak tak bisa dikendalikan dan agresif. Harus dirawat kayak orang direhab. Karena ini masalah perilaku, masuk ke ganguan perilaku,” jelas Dharmawan seperti yang dikuti padari Kompas.com.
Biasanya gangguan jiwa yang disebabkan oleh game online para dokter kejiwaan akan melakukan treatment tertentu yang bertujuan untuk memisahkan pikiran sang anak dari game.
Namun jika treatment ini tetap tidak bisa atau tidak berefek biasanya akan dilakukan terapi lain seperti penenangan pikiran atau yang sejenisnya.
Baca Juga: Tidak Perlu Veneer Gigi, Simak 5 Cara Alami untuk Gigi Lebih Putih