Salah satu pendiri Never Too Lavish, Bernhard Suryaningrat alias Abenk menuturkan bahwa awalnya sepatu ini tidak untuk di jual.
Sepatu tersebut awalnya hanya diperuntukan untuk mengisi pameran dan tidak diperuntukan untuk dijual.
Baca Juga: Terkuak! Berikut Dugaan Alasan Pria di Jember Bunuh & Dicor!
Namun karena bentuknya dan terlihat mencolok, sepatu tersebut akhirnya menarik perhatian pecinta sepatu Air Jordan 1.
Menurut Bernhard, sepatu ini awalnya akan diberi emas 24 karat pada keseluruhannya. Namun karena dirasa terlalu lembek maka dirinya menganti dengan perak berlapis emas.
Baca Juga: Dirilis Tahun 2020, iPhone SE 2 Diprediksi Terjual 20 Juta Unit
Adapun bagian emas dan kristal yang dikerjakan Gold.Inc berada di bagian lambang Swoosh dan belt yang ditambahkan di bagian depan.
Pada bagian kalung rantai emas terdapat 'bandul' kotak bertuliskan Never Too Lavis HARD.
Baca Juga: Banyak Kecelakaan, Singapura Larang Penggunaan Skuter Listrik
Makna HARD sendiri adalah singkatan dari nama Bernhard. Lalu di atas tumit ada batu berkilau dengan dudukan emas yang disematkan.
Sepatu ini dikerjakan dengan membongkar dan memasang kembali bagian-bagian sepatu alias decon recon.
Baca Juga: Cinta Laura, Ungkap Hal Tak Biasa dari Film Horor 'Jeritan Malam'