Dua bendungan kering yang dibangun oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane juga merupakan bagian dari rencana induk pengendalian banjir (flood control) Jakarta.
Dengan dibangunnya kedua waduk tersebut diharapkan bisa berkontribusi mengurangi debit banjir di hulu Ciliwung sekitar 30 persen.
Kedua bendungan tersebut didesain untuk mengurangi debit banjir yang masuk ke Jakarta dengan menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebelum sampai ke Bendungan Katulampa yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung.
Baca Juga: Upaya Anies dan Pemprov DKI Menghadapi Gugatan Warga Soal Banjir
Selain itu bendungan juga bermanfaat untuk konservasi air dan pengembangan potensi pariwisata di kawasan Puncak, Jawa Barat.
Kontrak pembangunan Waduk Ciawi sendiri ditandatangani pada 23 November 2016 antara Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dengan kontraktor PT Brantas Abipraya-Sacna KSO dengan nilai pekerjaan konstruksi Rp 757,8 miliar melalui kontrak tahun jamak (multi years).
Waduk ini menampung aliran Sungai Cisarua, Sungai Cibogo dan anak Sungai Ciliwung dengan volume tampungan 6,45 juta m3.
Baca Juga: Dalam Kurun Waktu Kurang Dari 3 Jam Banjir di Surabaya Telah Surut
Sementara penandatanganan kontrak pembangunan Waduk Sukamahi dengan daya tampung 1,68 juta m3, senilai Rp 436,97 miliar dilakukan pada 20 Desember 2016 dengan kontraktor PT Wijaya Karya-Basuki KSO.