Sonora.ID - Menyambut Tahun Baru Imlek 2571, banyak hal yang dipersiapkan etnis Tionghoa seperti hiasan-hiasan ornamen yang berwarna merah.
Selain identik dengan warna merah, Imlek juga menjadi momen saat berkumpul dengan keluarga atau kerabat. Saat, Imlek pasti banyak makanan yang tersaji. Namun, ternyata tidak semua makanan boleh disajikan saat merayakan Imlek.
Ternyata makanan yang tersaji saat Imlek memiliki makna mendalam. Semuanya mengarah pada kebaikan dan keberuntungan di tahun baru. Jadi tak heran kalau ada makanan yang wajib terhidang dan makanan yang pantang dihidangkan dan dinikmati.
Makanan pertama yang tak boleh disajikan saat Imlek adalah bubur. Berbeda dengan buah jeruk yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi saat Imlek, bubur justru pantang dimakan pada saat merayakan Tahun Baru Imlek.
Baca Juga: Mengapa Keramas Tidak Boleh Dilakukan Umat Tionghoa Saat Imlek?
Bagi etnis China, bubur merupakan makanan yang melambangkan kesusahan dan kemiskinan. Menyantap bubur saat Imlek dianggap sebagai doa buruk yang dikhawatirkan akan dialami di tahun yang baru.
Melansir Kompas.com, hal tersebut dibenarkan oleh Aji Chen Bromokusomo dari Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia sekaligus peneliti budaya dan kuliner Tionghoa.
"Saat Imlek, ada makanan yang tidak boleh ada. Seperti bubur, dan makanan yang berkulit tajam, misalnya salak,” kata Aji seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (24/1/2020).
Ia menjelaskan, bubur memiliki makna tersendiri sehingga tidak dapat dikonsumsi saat Imlek. Bubur dianggap etnis Tionghoa memiliki pengharapan yang buruk.