"Daripada saya mati di rumah, lebih baik saya mati di (depan) istana ini, akan lebih membanggakan anak istri," tegas Yani.
Yani mengaku, warga Desa Lebakjabung merasa dijajah karena tidak memiliki ruang hidup di desanya sendiri.
"Kami merasa dijajah di sana, kami punya inovasi, kami punya kreasi di desa kami, tidak hanya sekadar dikasih uang kompensasi," tutur Yani.
Baca Juga: Praktik Pengobatan Ningsih Tinampi Digrebek Polisi, Dinkes, Dan Mereka Temukan Hal Ini
Warga Desa Lebakjabung menolak penambangan batu andesit yang dilakukan perusahaan tambang CV Sumber Rejeki dan CV Rizky Abadi.
Penolakan itu terjadi karena lokasi pertambangan berada di hulu sungai dan kawasan hutan lindung.
Hal tersebut dinilai akan merusak lingkungan dan mata air yang menjadi tumpuan warga desa sehari-hari.
Baca Juga: Berstatus TNI Aktif, Kasus King Of The King Denny Pedro Ditangani TNI AD