Pemimpin yang pernah menjabat empat tahun di ISIS ini menilai pemerintah dan beberapa pihak tertentu terlalu berlebihan dalam menyikapi persoalan ISIS.
Banyak yang kwatir jika kepulangan WNI eks ISIS ini dihubungkan dengan potensi peyebaran ajaran radikalisme yang memungkinkan terjadinya bom bunuh diri di Indonesia.
"Tidak ada itu penyebaran paham radikal, mereka hanya warga yang memang ingin memperjuangkan dan ingin mati syahid. Karena bagi mereka ada dua pilihan, hidup mulia atau mati syahid," pungkasnya.
Baca Juga: Sekjen MUI Terhadap WNI eks ISIS yang Tidak Dipulangkan: Pemerintah Jangan Pukul Rata
Chep memastikan jika mereka yang berharap pulang ke Indonesia hanya ingin bertemu dengan keluarga dan kerabatnya.
Bukan untuk menyebar teror dan ajaran radikal.
Karena sebelumnya mereka sudah berikrar untuk tak melakukan pengeboman di Tanah Air.
"Kami sudah berikrar jika ingin berjuang silakan di luar, tidak di Tanah Air. Jangan ada bom di Tanah Air, semua sudah sepakat dalam pertemuan di Cipanas, beberapa tahun lalu," tandas Chep.
Baca Juga: Pemerintah Ketuk Palu Tak Akan Pulangkan WNI Eks ISIS ke Indonesia, Ini Alasannya