Palembang, Sonora.ID - Baru baru ini Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk mewajibkan masyarakat menggunakan masker.
Founder Ladiva Beauty Skin Care Dr. dr. Raden Pamudji, Sp.KK (K) mengatakan dalam menggunakan masker, perlu diperhatikan jenis masker, lama penggunaan, dan bahan masker.
Dokter Pamudji mengatakan, dengan waktu penggunaan masker yang lama, ditambah dengan kekedapan masker yang tinggi, akan berdampak pada micro environment (lingkungan kecil) di sekitar hidung, dan mulut.
Hal ini, lanjut dr. Pamudji, akan menyebabkan terjadinya peningkatan kelembaban kulit. Peningkatan tersebut, akan memberikan dampak pada kulit yang cenderung sembab.
Baca Juga: Pengguna Transportasi Umum Wajib Pakai Masker, Ini Tutorial Membuat Masker Kain
Menurut dr. Pamudji, pori-pori kulit akan menjadi kecil karena tertekan oleh sel-sel yang sembab. Sehingga, kadang-kadang, hal tersebut menyebabkan terjadinya jerawat.
dr. Pamudji menyarankan, agar masyarakat harus memilih masker yang cocok.
“Kalau kita memang tenaga medis yang berhadapan langsung dengan pasien, mungkin penggunaan masker N95 sangat cocok,” ujar dr. Pamudji saat dihubungi Radio Sonora melalui sambungan telpon, Sabtu (11/4/2020).
Tenaga medis, menurut dr. Pamudji, hanya butuh waktu sebentar ketika berhadapan dengan pasien. Setelah selesai, tenaga medis tersebut harus melepas masker di tempat yang memiliki suasana sejuk.
“Mestinya secepatnya. Kalau tidak akan menyebabkan kulitnya menjadi sembab, akhirnya menjadi munculnya jerawat,” ucap dr. Pamudji.
Dokter Pamudji menilai, penggunaan masker yang terbuat dari kain untuk masyarakat sudah cukup baik. Hal ini untuk menghindari terjadinya kekosongan stok masker bagi tenaga medis.
Menurut dr. Pamudji, apabila masyarakat menggunakan masker yang terlalu kedap dengan jangka waktu yang lama, ini akan sangat merugikan diri sendiri.
“Karena ini merangsang timbulnya jerawat, juga kemungkinan menjadi folikulitis, kadang-kadang peradangan kulit,” pungkasnya.