Banjarmasin, Sonora.ID - Wacana penggantian nama RSUD Ulin Banjarmasin menjadi RSUD dr. Hasan Zain, terus mengemuka beberapa waktu terakhir.
Terutama sejak dokter senior spesialis paru di Kalimantan Selatan itu meninggal dunia setelah berjuang melawan infeksi virus Corona.
Dukungan dari berbagai pihak berdatangan untuk mengganti nama rumah sakit terbesar di Bumi Lambung Mangkurat.
Apalagi rekam jejak dr. Hasan Zain juga tidak diragukan lagi untuk banua.
Sempat menjabat sebagai Direktur RS Islam Banjarmasin dan RSUD Ulin Banjarmasin, sosok dr. Hasan Zain yang merupakan dokter spesialis paru pertama di provinsi ini, dikenal tangguh dan benar-benar mengabdi untuk dunia kesehatan di kampung halamannya.
Baca Juga: Gubernur Kalsel Siapkan Lahan 2 Hektar untuk Makam Jenazah Covid-19
Ditanya terkait kemungkinan penggantian nama RSUD Ulin, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammad Syaripuddin, menilai hal tersebut tak serta merta dapat dilakukan.
Mengingat perlunya kesiapan lain-lain terkait pergantian nama yang tentunya juga mengubah banyak dokumen milik rumah sakit.
Ia mengakui, saat ini rata-rata rumah sakit milik pemerintah sudah menggunakan nama dokter atau tokoh dunia kesehatan yang berjasa.
Ditambah lagi, nama ‘Ulin’ yang digunakan oleh RS milik pemerintah provinsi juga sudah tidak relevan lagi digunakan karena bangunannya sudah seluruhnya menggunakan beton, bukan kayu ulin seperti saat awal pembangunan di masa penjajahan Belanda.
“Tapi untuk mengganti perlu koordinasi banyak pihak, harus ada pembahasan khusus untuk itu,” ungkap pria yang akrab disapa Bang Dhin itu.
Di saat seperti ini, Ia memilih untuk menunda dulu masalah tersebut.
Mengingat yang paling penting adalah memaksimalkan upaya untuk penanganan pandemi yang saat ini angkanya terus meningkat dari hari ke hari.
Termasuk juga untuk memfokuskan bantuan kepada masyarakat yang terdampak secara ekonomi karena tidak mendapat penghasilan di tengah kondisi sekarang.