Dalam kesempatan yang sama, Perry pun mengatakan bahwa aliran masuk ini memperlihatkan secara bertahap bahwa kepercayaan investor khususnya di investasi pendapatan tetap, kembali meningkat.
Pihaknya menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, salah satunya adlaah investor asing melihat adanya keuntungan yang besar dari investasi SBN.
Hal tersebut terbukti dari perhitungan real yield sebesar 4,6 persen, yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Mexico, India, dan negara Asia lainnya.
Selain itu mengenai premi resiko, data terakhir menunjukan, indikator Global Volatility Index berada diangka 43,8.
Baca Juga: Corona Datang Ekonomi Indonesia Melemah, Investor Susun Strategi
Angka tersebut turun dari sebelumnya di bulan maret berada di angka 83,2, yang dipicu oleh pandemi covid-19.
“Dari pemantauan kami terjadi inflow asing dari non resident terhadap SBN. Kalau data kami menunjukan dari 13 april – 20 april terjadi inflow 4,37 triliun rupiah net pembelian asing terhadap SBN di indonesia. Kalau saham memang dalam periode 13-20 april itu masih terjadi outflow sebesar 2,8 triliun rupiah. Sehingga secara netto, inflow asing ke portfolio indonesia baik SBN maupun saham nettonya adalah 1,57 triliun rupiah,” ungkapnya.
Perry menambahkan bahwa meningkatnya investasi ini dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang diprediksi akan cenderung menguat ke angka Rp 15.000 di akhir tahun 2020 ini.
Baca Juga: Ada Gubernur Berlagak Presiden, Bikin Susah Kembangkan Investasi Daerah