Sonora.ID - Istilah 'Perceraian Corona' kini menjadi tren di Jepang selama masa karantina pandemi Covid-19 berlangsung.
Melansir Asiaone, Rabu (29/4/2020) istilah tersebut muncul ketika kedua pasangan dipaksa untuk tinggal di rumah akibat pandemi Covid-19.
Chie Goto, seorang pengacara yang berspesialisasi dalam kasus perceraian untuk Kantor Hukum Felice di Kota Nishinomiya, dalam sebuah posting blog mengatakan bahwa pasangan menghadapi "situasi yang jarang kita alami sebelumnya,".
Yaitu ketika suami yang bekerja dari rumah atau kehilangan pekerjaan, anak-anak libur dari seklah dan pihak berwenang merekomendasikan agar setiap orang tinggal di rumah sebanyak mungkin, bahkan di akhir pekan.
Baca Juga: Sejumlah Sekolah di Banjarmasin Disulap Jadi Tempat Karantina ODP
Ia menilai rumah yang menjadi tempat kerja menjadi salah satu penyebab situasi kacau dalam sebuah rumah tangga di tengah pandemi.
Menurutnya, rumah yang menjadi tempat kerja menjadi salah satu penyebab situasi kacau dalam sebuah rumah tangga di tengah pandemi.
Di media sosial Twitter, para istri di Jepang yang frustasi melampiaskan kekesalan tentang suami mereka, dengan banyak isyarat terselubung bahwa rumah tangga mereka tengah di 'ambang jurang'.
Mengutip laman South China Morning Post, Rabu (29/4/2020), tantangan serupa juga dihadapi pasangan di berbagai negara saat harus menjalani isolasi mandiri. Hanya saja, istilah 'Perceraian Corona' spesifik digunakan warga Jepang.
Pada era 80-an, istilah 'Perceraian Narita' juga sempat dikenal. Kala itu, pasangan pengantin baru yang pulang bulan madu dan sampai di Bandar Udara Narita, Tokyo, menyadari bahwa mereka tak cocok dan memutuskan bercerai.