Makassar, Sonora.ID - Pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan media komunikasi dalam jaringan dikeluhkan orang tua siswa.
Para orang tua siswa menilai jika metode tersebut justru menambah beban biaya seperti membeli pulsa untuk data internet.
Seperti yang dialami Aisyah warga jalan Pannampu, Kecamatan Tallo.
Dirinya mengaku menyiapkan biaya tambahan untuk membeli pulsa internet.
Jika biasanya kuota 10 giga byte bisa digunakan sampai satu bulan, sejak sistem belajar dari rumah, kuota tersebut hanya bisa memenuhi kebutuhan internet salama satu pekan.
Baca Juga: Hindari Corona, Pengumuman Kelulusan Sekolah di Kalsel via Daring
"Saya pake biasa 10 giga untuk satu bulan, sekarang hanya bisa dipakai 1 minggu sejak anak saya belajar dari rumah," ujarnya.
Aisyah juga merasakan beratnya menjadi guru bagi kedua anaknya yakni khumaira siswi kelas satu dan sadiq siswa kelas 3 sekolah dasar pannampu makassar.
Pihaknya harus mendampingi anak-anaknya setiap hari untuk menonton tv dan mengerjakan tugas sekolah.
Selain itu, Aisyah juga mengeluhkan penggunaan ponsel pintar karena harus bergantian.
Pasalnya jadwal kedua anaknya berlangsung secara bersamaan, jika ini tidak dilakukan maka salah satu anaknya memilih bermain di luar rumah.
Aisyah menambahkan membengkaknya pengeluaran karena membeli kuota internet dan naiknya harga sembako di bulan Ramadan menambah beban ekonomi keluarga.
Terlebih, saat ini suaminya sudah tidak bisa berjualan di pasar karena kebijakan pemerintah.
Dirinya hanya berharap pemerintah bisa memberikan solusi yang tepat khususnya bagi anak-anak yang saat ini harus belajar dari rumah selama pandemi Covid-19.
Baca Juga: Siswa SMA di Lampung Belajar di Rumah Hingga 19 Mei, Disdikbud Gagas Program Pesantren Saat Ramadhan