Makassar, Sonora.ID - Berdasarkan catatan Pemprov Sulsel per 30 April 2020 lalu, ada sekitar 1.600 UMKM yang terkena imbas pandemi Covid-19. Namun saat ini, jumlah tersebut terus naik hingga menembus angka 4000 ribu lebih UMKM.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sulsel Malik Faisal mengatakan, jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan meluasnya pembatasan sosial yang diberlakukan.
Menurut Malik, UMKM mengalami berbagai kondisi memprihatinkan. Ada yang memilih tutup sementara, namun tak sedikit juga tetap buka dengan resiko pelanggan yang sedikit. Bahkan beberapa diantaranya terancam gulung tikar.
"Jadi jumlah yang terdampak tergantung kondisi kabupaten/kota dalam penanganan Covid-19, semua yang terdampak 100 persen omset turun. Makassar dan Gowa karena PSBB maka 90 persen UMKM tutup," ujar Malik, Senin (4/5/2020) kemarin.
"Jadi soal berapa yang buka atau tutup usahanya tergantung kondisi daerah. Kabupaten/kota yang menerapkan PSBB, kalau ada UMKM yang buka usaha dan menyebabkan orang berkumpul maka ditertibkan oleh Satpol," tambahnya.
Baca Juga: UMKM di Indonesia Menyerap Tenaga Kerja Yang Cukup Besar
Malik mengatakan, kondisi tersebut dialami oleh UMKM dari semua bidang, baik kuliner, konveksi, perbengkelan, dan lainnya.
Malik pun mengaku telah mengusulkan stimulus ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian (Bappelitbangda) untuk perlindungan UMKM.
Ia menambahkan pihaknya saat ini hanya bisa memfasilitasi UMKM dengan beberapa program tanpa menggunakan APBD sama sekali. Akan tetapi, lanjut Malik, Pemerintah memberi kesempatan para pelaku UMKM untuk mengikuti program kartu prakerja.
Selain itu,pihaknya juga menggelar pelatihan online continuity kepada pelaku UKM yang terdampak agar mereka bisa terus melakukan usaha saat pandemi ini.
"Untuk sektor kuliner pihaknya mempertemukan off taker dengan memfasilitasi dagang online lewat grup-grup di media sosial seperti Whatsapp," pungkas Malik.