Sonora.ID - Belakangan ini heboh pemberitaan dilarungnya seorang jenazah anak buah kapal atau ABK yang bekerja kepada sebuah kapal China Long Xing 629.
Dari video tersebut kemudian terungkap sebuah fakta yang cukup memilukan hati.
Pasalnya para ABK asal Indonesia mendapatkan perlakuan yang dirasa kurang pantas, bahkan tak jarang di anak tirikan oleh pihak kapal China Long Xing 629.
Baca Juga: 43 ABK KM Lambelu di Makassar Dinyatakan Sembuh dari Covid-19
Hal tersebut diceritakan sendiri oleh ABK kepada BBC News Indonesia pada sebuah wawancara.
Atas kasus ini pemerintah Indonesia bergerak cepat dan meminta pemerinta China untuk mengusut tuntas kasus ABK Indonesia.
Selain itu kasus ini juga tengah diselidiki oleh aparat kepolisian dari Korea Selatan.
Baca Juga: Sebanyak 106 ABK KM Lambelu di Makassar Jalani Tes Swab Kedua
Dilansir dari Kompas.com para ABK asal Indonesia tersebut ternyata memiliki fakta-fakta miris lainnya, saat bekerja di kapal China.
1. Tidur Hanya 3 Jam
Menurut pengakuan salah satu ABK mereka dipaksa terus menerus kerja tanpa waktu setiap harinya.
"Bekerja terus, buat makan (hanya dapat waktu) sekitar 10 menit dan 15 menit. Kami bekerja mulai jam 11 siang sampai jam 4 dan 5 pagi," ujarnya dalam wawancara melalui video online, Kamis (7/5/2020).
"Setiap hari begitu." Rekannya, MY (20), mengatakan hal serupa.
Baca Juga: 43 ABK KM Lambelu di Makassar Dinyatakan Sembuh dari Covid-19
Pria lulusan SMK di Kepulauan Natuna, Riau ini, juga mengungkapkan bahwa mereka hanya diizinkan tidur selama 3 jam.
"hanya tidur tiga jam", tutur MY.
Sisanya para ABK asal Indonesia diharuskan membanting tulang mencari ikan.
"Kalau kita ngeburu kerjaan (mencari ikan), kadang kita tidur cuma tiga jam," ungkapnya.
Mereka mengatakan, kapten kapal mengharuskan kepada ABK Indonesia mencapai "target" ikan dalam jumlah tertentu setiap harinya.
"Mau protes, susah sekali, kita di tengah laut," kata BR.
Baca Juga: 24 ABK Positif Covid-19 di KM Lambelu Dirujuk Ke RSK Dadi Makassar