Sonora.ID - Kepala Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando akan mengubah strategi kerja yang telah dimiliki agar target Perpusnas tetap tercapai.
Hal ini menyusul disahkannya pemotongan anggaran Perpusnas sebesar sebesar Rp 202.2 miliar atau 30,9% dari anggaran sebelumnya karena imbas pandemi Covid-19.
Keputusan ini berdasarkan Perpres RI No. 51 Tahun 2020, dimana Perpustakaan Nasional terkena pemotongan anggaran sebesar Rp 106.6 miliar. Selanjutnya berdasarkan Surat Menteri Keuangan No. S-302/MK.02/2020 Perpusnas terkena penambahan pemotongan anggaran sebesar Rp 97.5 miliar.
Dengan demikian, total pemotongan menjadi Rp 204.2 atau 30,9% dengan sisa anggaran perpusnas menjadi Rp 454.7 miliar.
Baca Juga: Perpusnas RI: Indonesia One Search Meningkat Selama Pandemi Covid-19
“Pemangkasan anggaran sini sebenarnya menghambat sejumlah program prioritas yang sudah disusun, termasuk di dalamnya membangun aplikasi dan Big Data. “ ungkap Syarif Bando, dalam Rapat dengar pendapat bersama komisi X DPR RI via video conference, Jakarta Jumat (8/5/2020).
Meski merasa prihatin, Komisi X DPR meminta Perpusnas tetap fokus dalam menjalankan fungsi utama Perpusnas sekaligus lebih teliti dan efisiensi program prioritas yang dibutuhkan masyarakat.
“Minimal Perpusnas mempunyai anggaran Rp 1 triliun. Tapi di atas sana belum memahami pentingnya perpustakaan dan fungsinya sebagai salah satu jalan mencerdaskan bangsa. Kami bisa toleransi pada saat pemotongan Rp 100 miliar, tetapi kok dilakukan pemotongan lagi,” keluh Sofyan Tan dari fraksi PDIP.