Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Bandung Siti Muntamah Oded mengungkapkan, program Sabandung ini berbeda dengan dapur umum.
Sebab, proses pengolahan makanan tidak dilakukan terpusat di satu tempat yang dapat memicu kerumuman orang.
“Karena ada satu kejadian ketika spanduk dapur umum dipasang masyarakat banyak yang datang dan belum tentu masyarakat setempat yang datang ke dapur umum. Untuk itulah saya ingin menegaskan bahwa dapur Sabandung ini berbasis keluarga,” katanya.
Baca Juga: Hari Kartini, Wakapolda Bali Tinjau Dapur Lapangan dan Bagikan 2500 Nasi Bungkus
Ia juga menekankan, kader PKK di RW harus menjadi yang terdepan dalam proses distribusi. Karena merekalah yang paling mengetahui warga mana saja yang berhak menerima Sabandung seperti warga miskin, warga nomaden yang tidak punya penghasilan dan tempat tinggal, serta Orang dalam Pengawasan (ODP) karena sedang mengarantina diri.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M. Danial mengungkapkan, warga miskin yang membutuhkan pertolongan ini tidak lebih banyak dari pada warga yang mampu.
Oleh karena itu, ia meminta keikhlasan dan kesadaran warga yang mampu untuk membangkitkan kesetiakawanan sosial di tengah pandemi yang melanda seluruh bangsa.
“Ketika kita mau berbicara tentang gotong royong, berbagi melalui gerakan Sabandung ini, katakanlah yang perlu kita bantu ini 11-12% dari seluruh warga Bandung, maka sesunggunya masih lebih besar dan banyak yang bisa membantu,” tuturnya.
Baca Juga: Selama Pandemi, TNI Bakal Bagikan Ribuan Nasi Bungkus Ke Masyarkat