Secara terang-terangan Kim Il Soon membeberkan kepada Komite Hak Asasi di Korea Utara (HRNK).
Kim mengatakan hal tersebut setelah dirinya melarikan diri dan berada di Korea Selatan.
Melalui citra satelit, bukti lainnya diperkuat dengan tidak adanya tempat kremasi di kamp penjara itu.
Greg Scarlatoiu direktur eksekutif HRNK mengatakan, kesaksian baru ini berfungsi mengingatkan kita bahwa di tengah pandemi ini tidak ada kelonggaran dari rezim Kim.
"Ini adalah rezim yang melestarikan dirinya dengan melakukan tindakan kejam yang tak terbayangkan kepada rakyatnya," katanya.
Baca Juga: Jika Kemungkinan Terburuk Menimpa Kim Jong Un, Ini yang Akan Dilakukan Korut
"Ketika dunia sedang berjuang untuk mengatasi krisis kesehatan akibat Covid-19, rezim Kim terus melakukan kejahatan terhadap manusia, sangat brutal menjadikan rakyatnya sendiri sebagai korban," jelasnya.
Bahkan dalam laporan terbaru di kamp HNRK, tahanan yang sudah mati dibaringkan di lubang yang dangkal hanya dilapisi tanah yang tipis.
Namun jika yang mati banyak, maka mereka akan menggali lubang besar di tanah, dan memasukan sejumlah jenazah tersebut secara bersamaan.
Kemudian di atas tanah tersebut dijadikan lahan pertanian seperti sayur lobak, bayam, dan kubis.
Hasil panen tersebut akan diberikan kepada penjaga kamp dan keluarga mereka.
Baca Juga: Kim Jong Un Tembak Mati Menteri Pertahanan Korut Hanya Karena Tertidur
Artikel ini juga telah tayang di insisari.grid.id dengan judul "Bukannya Dimakamkan Atau Dikremasi dengan Layak, Beginilah Nasib Mayat di Korea Utara Dijadikan Pupuk Untuk Merawat Tanaman".