Bandung, Sonora.ID - Pandemi Covid-19 berdampak sangat luas di segala aspek, baik kesehatan, pendidikan, kehidupan sosial, hingga ekonomi. Di Indonesia, mau pun di dunia, tak terkecuali PT Len Industri (Persero).
Berdasarkan keterangan, proyek-proyek strategis pertahanan hampir semuanya masih berjalan, meski ada kemungkinan beberapa akan di jadwal ulang (reschedule). Yang masih berjalan diantaranya seperti Rudal Pertahanan Udara Statstreak, Pamtas (Pengamanan Perbatasan) Indonesia-Malaysia, dan pengadaan sistem datalink.
Di bidang ICT dan energi contohnya pemeliharaan stasiun seismic gempa bumi, pemeliharaan InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System).
Baca Juga: UPDATE: Kasus Covid-19 di Sulawesi Selatan, 747 Terkonfirmasi Positif
"Ini adalah kondisi sekarang yang penuh tantangan. Selain harus mencegah dan memutus penyebaran virus corona, namun juga harus tetap menjaga roda bisnis perusahaan tetap berjalan," ucap Direktur Utama Len Industri, Zakky Gamal Yasin di Bandung, Selasa (12/5/2020).
“Kondisi pekerjaan di lapangan sekarang dibatasi dan mengikuti Protokol Pencegahan Covid-19. Sedangkan di kantor sudah menerapkan WFH dari 18 Maret hingga hari ini, dan rencananya akan berlanjut hingga 20 Mei," tambah Zakky.
Zakky menambahkan, bisnis lain yang masih berjalan diantaranya pada bidang migas, yaitu pembangunan jaringan gas (jargas). Ini baeu berjalan dimana Len berperan sebagai kontraktor penunjang migas dan mendukung target lifting minyak dan gas bumi.
Sedangkan di bidang perkeretaapian, proyek seperti pembangunan sistem persinyalan dan telekomunikasi jalur kereta api lintas Makassar - Pare Pare, jalur ganda kereta api lintas Bogor-Cicurug, fasilitas operasi LRT Palembang, serta pemeliharaan Skytrain/APMS Basoetta, juga masih tetap berjalan.
Terkait pandemi ini, PT Len Industri mulai memproduksi Emergency Ventilator dengan menggunakan komponen lokal dan desain dari BPPT dan ITB. Len juga melakukan pengembangan Controlled Ventury Base CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) yang membantu percepatan penyembuhan pasien Covid-19 stage 2 melalui proses menjaga konsistensi level oksigenasi dalam hemoglobin pasien.
Baca Juga: ITS Ciptakan Robot Ventilator Murah Bantu Penanganan Pasien Covid-19
Manajer Rekayasa Produk Unit Bisnis Industri Len, Sentot Rakhmad Abdi menambahkan, bahwa untuk Ventilator BPPT saat ini sudah disertifikasi BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan). Dan kini Len sedang memproduksi 10 unit ventilator untuk keperluan uji klinis di rumah sakit sebelum peralatan tersebut diedarkan secara legal ke rumah sakit seluruh Indonesia.
Setelah lolos uji klinis maka produksi massal peralatan ini akan segera dilakukan. Kapasitas produksi PT Len industri per hari bisa mencapai 50 unit ventilator tergantung pada ketersediaan komponen. Target produk yang diperlukan BPPT sebanyak 600 unit.
Terkait ventilator, ada dua tipe ventilator, yaitu invasif dan non-invasif. Ventilator invasif adalah alat bantu pernafasan yang mana alat ini mengontrol keseluruhan pernafasan pasien disebabkan pasien dalam kondisi darurat. Sedangkan ventilator non-invasif digunakan untuk pasien yang masih sadar dan mampu mengatur pernafasannya sendiri meskipun dalam kondisi sesak nafas. Untuk pasien covid-19, biasanya akan ditemui gejala pasien susah bernafas, sehingga dalam kondisi ini pasien bisa dibantu dengan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) atau ventilator non-invasif untuk membantu kerja paru-paru agar tidak terjadi disfungsi.