Dalam hal ini, Bulog juga melaksanakan operasi pasar dan juga distribusi untuk kebutuhan masyarakat.
Selanjutnya pilar yang terakhir adalah stabilisasi harga. Dalam hal ini dilakukan skema penyerapan gabah dan beras dari petani, kemudian dari sisi hilir Bulog juga melaksanakan stabilisasi harga di tingkat konsumen.
Lebih lanjut, Bulog juga emyakini bahwa hal tersebut sudah dilakukan dalam kondisi stabil dan normal maupun di tengah terpaan pandemi COVID-19.
“Bulog tetap melaksanakan tugas-tugas dari tiga pilar ini,” ujar Wahyu.
Baca Juga: Jumlah Tenaga Medis yang Terpapar Virus Corona Semakin Bertambah
Adapun dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat selama pandemi COVID-19, Perum Bulog juga diminta oleh pemerintah agar tetap mempertahankan stok cadangan beras pemerintah, sekitar 1 sampai 1,5 juta ton. Melalui apa yang sudah dilakukan selama ini, pihak Bulog mengharapakan agar penyerapan dapat lebih meningkat.
"Itu yang sedang kami laksanakan, sehingga kami tetap mempertahankan untuk penyerapan gabah dan beras, di mana, saat ini, Bulog masih melakukan penyerapan kurang lebih hampir 15.000 ton per hari, itu kami pertahankan, dan mudah-mudahan puncaknya nanti di Juni kita bisa menyerap sekitar 25 hari,” terang Wahyu.
Menurut data sementara, Bulog memiliki 1,4 juta ton stok beras yang disimpan di gudang di seluruh Indonesia.
Adapun lokasinya tersebar di sebagian besar wilayah di Pulau Jawa seperti Jawa Bara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Banten.
Baca Juga: Usai dari Jerman, 238 ABK Kapal Pesiar AIDA Pulang ke Indonesia
Lokasi dari gudang tersebut juga lebih mendekati pintu distribusi kapal yang utama sehingga pelaksanaan distribusi atau penyebarannya aman.
Selain itu, melalui mekanismenya, Bulog juga memiliki minimum stock requirment, sehingga jumlahnya ada sepertiga dalam gudang, kemudian ada sepertiga dalam perjalanan, baik di laut maupun di darat, kemudian juga ada sepertiga dalam perjalanan yang ada di bidang pengirim.
"Sehingga, kami yakinkan dan pastikan, bahwa sebaran stok pemerintah dalam kondisi aman, dan Insyallah kami akan akan memasuki panen berikutnya nanti, di bulan September, Agustus-September, sehingga kami yakinkan sampai akhir Desember, kami akan tetap mempertahankan stok yang ada,” pungkas Wahyu.
Baca Juga: Pemkot Tomohon Perketat Protokol Kesehatan di Pasar Tradisional