Makassar, Sonora.ID - Inflasi Sulawesi Selatan (Sulsel) yang mencapai 2,96 persen pada April 2020 dipicu kelompok makanan, minuman, dan tembakau di tengah pandemi Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan Deputi Direktur Bank Indonesia Sulsel, Endang Kurnia Saputra saat video konferensi belum lama ini.
Dia mengatakan pandemi Covid-19 membuat permintaan masyarakat akan barang dan jasa menurun, sehingga penjual mulai menurunkan harga dengan prinsip yang penting laku.
Baca Juga: Dishub Sulsel Mulai Kaji Sistem Parkir Jalan di Kota Makassar
Bank Sentral memaparkan urutan inflasi di Sulsel mulai dari tertinggi, meliputi Kota Makassar, Kabupaten Watampone, Kabupaten Parepare, Kabupaten Bulukumba, dan Bone. Dipicu kelompok makanan, minuman, dan tembakau 5,19 persen secara year on year (yoy).
"Kondisi di Sulsel justru mengalami kenaikan harga, dan hanya di Kota Parepare yang mengalami deflasi pada April 2020," ujarnya.
Gejolak kenaikan harga di Sulsel terjadi pada kelompok perhiasan yang menjadi salah satu penyumbang inflasi inti hingga 36,61 persen secara year on year. Disusul air kemasan, rokok, ayam goreng, gula pasir, hingga pisang.