Ia mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 tidak selayaknya pihak sekolah memberlakukan hal tersebut.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya harus merogoh kocek hingga Rp 3,9 juta untuk sumbangan Komite MAN 1 Medan Tahun Ajaran 2020/2021.
Rinciannya, sumbangan full day school sebesar Rp 2,4 juta/tahun dan sumbangan pendidikan yang dibayar hanya di kelas I sebesar Rp 1,5 juta.
Baca Juga: Warga Kota Makassar Terus Keluhkan Lonjakan Tagihan Air Bersih PDAM
"Saya kecewa dengan kebijakan itu, kalau sumbangan kan seharusnya seikhlasnya. Apalagi itu belum termasuk uang baju dan uang buku,” katanya, Selasa (9/6/2020).
Saat registrasi, dia mengaku harus merogoh kocek Rp 965 ribu. Ia tak mempersoalkan uang baju tersebut, karena dianggapnya masih dalam batas kewajaran.
“Lalu ada lagi uang buku itu jumlahnya hampir satu juta juga saya bayar lunas. Lalu ada lagi pembayaran katanya uang sumbangan. Saya kaget kok sumbangan segitu banyak, ditentukan pula," bebernya.
Baca Juga: IPOJK KR 7 Serahkan 1.514 Paket Sembako ke Pemprov Sumsel
Ia menceritakan saat itu sudah protes pada pegawai yang dijumpai di lapangan.
Sebab, di masa pandemi ini, terlalu berat bagi orangtua dikenakan biaya sumbangan komite hampir Rp 4 juta.
Namun, pihak sekolah mengatakan jika dapat tidak membayar uang tersebut, harus menyerahkan surat keterangan tidak mampu.
"Saya bilang sekolahkan anak di negeri supaya biayanya bisa dibantu oleh pemerintah. Saat itu mereka jawab kalau nggak ada duit eggak usah bayar nggak apa-apa, asalkan ada surat keterangan tidak mampu, sementara posisinya sudah begitu,” katanya.
Baca Juga: Jadi Sorotan, 'New Normal' Indonesia Disebut Bisa Tingkatkan Jumlah Pasien Positif