Bali, Sonora.ID - Wilayah Indonesia merupakan bagian dari jalur gempa dunia yang terbentang dari Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Flores, Alor, Laut Banda, Seram, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua.
Wilayah Indonesia memiliki banyak sumber gempa. Secara umum, kita memiliki 13 segmentasi sumber gempa megathrust, selain itu kita juga memiliki sebanyak 295 segmentasi sesar aktif.
Berdasarkan kondisi tektonik yang kompleks ini, maka gempa dapat terjadi kapan saja dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman.
“Wilayah Bali merupakan wilayah yang rawan gempabumi. Pulau Bali diapit oleh dua sumber pembangkit utama gempabumi di bagian utara dan selatan, Pada bagian utara terdapat patahan Busur Belakang Flores yang memanjang dari utara Bali hingga Flores. Di bagian selatan terdapat zona megathrust pertemuan lempeng Indo-Australia yang menyusup di bawah Eurasia,” papar Ikhsan melalui Pesan WA kepada Sonora Bali (Minggu, 14 Juni 2020).
Baca Juga: Ratusan Orang Jalani Rapid Test di Terminal Galiran Klungkung Bali
“Ketiga lempeng tektonik atau patahan tersebut bertumbukan dan bergerak secara relatif antara satu dengan yang lain, menjadikan wilayah Bali sebagai salah satu kawasan rawan gempa dan tsunami di Indonesia. Selain dua pembangkit utama tersebut, juga terdapat patahan lokal di sekitar Pulau Bali,“ lanjutnya.
Terkait kondisi wilayah Indonesia yang rawan gempa dan tsunami ini, BMKG memiliki tugas dan kewajiban dalam menyediakan informasi gempa dan peringatan dini tsunami yang tertuang dalam UU No. 31 Tahun 2009, dan Perpres No. 93 Tahun 2019.
Baca Juga: Putus Mata Rantai Covid-19, PKK di Bali Lakukan Penyemprotan Disinfektan