Sonora.ID - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa menegaskan perlunya memperkuat budaya literasi masyarakat sebagai salah satu upaya agar mampu bangkit dari keterpurukan.
Hal ini penting karena literasi sebagai bentuk cognitive skills, memiliki peran besar dalam upaya pemulihan sosial-ekonomi masyarakat pasca Covid-19.
“Masyarakat dengan kemampuan literasi lebih baik cenderung akan lebih siap menghadapi dampak buruk pandemi. Ini karena mempengaruhi sikap seseorang dalam menentukan respons terhadap suatu persoalan. Kepanikan masyarakat timbul sebagai reaksi spontan yang sering dipicu oleh informasi tidak benar (hoax) yang beredar luas. Masyarakat dengan tingkat literasi tinggi akan selalu melakukan konfirmasi atas kebenaran informasi yang diperoleh,” jelas Monoarfa dalam pidatonya.
Baca Juga: Literasi Buat Masyarakat Tetap Kreatif dan Produktif di Era New Normal
Masyarakat dengan kemampuan literasi terkait informasi kesehatan yang lebih baik cenderung akan lebih sadar terhadap rentannya kondisi pandemi.
Mereka akan mampu mendeteksi gejala secara mandiri, lancar dalam berkomunikasi dengan tim medis, sehingga selalu siap melindungi diri seperti konsumsi obat secara tepat guna dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Suharso menyatakan bahwa dengan paradigma literasi sebagai praxis social, perpustakaan seyogyanya tidak hanya menjadi tempat meminjam dan membaca buku, melainkan dapat menjadi pusat pengetahuan dan informasi, serta pusat pembelajaran bersama masyarakat melalui peer learning activities dan berbagai kegiatan pelatihan kecakapan hidup berbasis literasi.
Baca Juga: Webinar Perpusnas dan Bappenas: Bangkit dari Pandemi dengan Literasi